Menurut Basuki banyak kepentingan di balik aksi protes warga Pinangsia terhadap kebijakannya menggusur bangunan ilegal mereka. Tak sedikit lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang juga memiliki kepentingan. Basuki mengaku sudah mengetahui LSM mana saja yang berkepentingan di kasus ini.
Pola ini sebelumnya juga digunakan setelah DKI menertibkan pemukiman liar di kawasan Waduk Pluit. "Mereka itu ingin duduki tanah negara. Kami mau gusur, mereka minta bagi tanah, ya enggak bisa dong kalau seperti itu caranya," kata Basuki.
Hal yang membuat Basuki tambah kesal ketika warga korban gusuran mulai membawa anak-anak mereka sebagai "tameng". Basuki memastikan tak akan meladeni aksi unjuk rasa mereka jika membawa anak-anak. Pada Rabu pagi tadi, warga Pinangsia yang mayoritas adalah wanita membawa tiga orang anak. Mereka beralasan anak-anak mereka berprestasi dan tidak ingin bersekolah di sekolah lainnya.
"Mereka (ibu-ibu) itu suruh nulis surat dari anak-anak kalau butuh rumah. Saya bilang jangan peralat anak-anak untuk melakukan pelanggaran," kata Basuki.