Dia adalah Andri (35), warga RT 13 RW 03. Andri merasa berat untuk pindah ke Rusun Jatinegara Barat. "Kalau boleh memilih, saya memilih kebanjiran, saya lebih memilih rumah sendiri. Tetapi, kan kita enggak ada pilihan. Ya, mau enggak mau pindah," kata Andri seusai mendaftar di Rusun Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Selasa (9/6/2015).
Andri menyebut Rusun Jatinegara Barat yang bakal ditempatinya itu sebagai tempat "lumayan untuk dihuni". Dia tidak tertarik tinggal di rusun yang disebut Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat itu sekelas apartemen.
Padahal, kata dia, tempat tinggalnya sering kebanjiran. "Ciliwung banjir naik semeter saja rumah saya sudah kena," ujar Andri.
Dia mendapat unit di lantai enam rusun berlantai 16 tersebut. Tiga bulan pertama, para penghuni rusun akan digratiskan. Selanjutnya, warga membayar Rp 300.000. Setelah menempati rusun, rumah Andri bakal dibongkar.
Rusun Jatinegara Barat sudah siap untuk dihuni para warga yang telah mendaftar. Menurut dia, tak ada ganti rugi bagi warga yang rumahnya dibongkar.
"Enggak ada ganti rugi katanya kalau dibongkar. Ya, kita mau enggak mau. Tetangga saya sudah pada daftar. Ini saja saya bela-belain enggak kerja supaya bisa daftar. Daripada saya tinggal sendiri di sana," ujar Andri.
Rusun Jatinegara Barat diperuntukkan bagi relokasi warga Kampung Pulo. Dari 520 unit, sudah 390 unit didaftar oleh warga Kampung Pulo untuk ditempati. Nantinya, akan ada delapan RT dan satu RW di rusun ini. Warga di rusun ini akan tercatat sebagai warga RW 09.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.