Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Sosok di Balik Suara yang "Woro-woro" Setiap CFD di Jakarta

Kompas.com - 06/09/2015, 15:35 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bila ikut kegiatan Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day di Jakarta, warga sesekali akan mendengar suara yang terkadang memberikan imbauan, mengingatkan tentang bahayanya copet, dan tidak jarang memberi pengumuman tentang orang hilang.

Suara yang keluar dari dua speaker yang terpasang di dekat Bundaran Hotel Indonesia (HI) itu berasal dari seorang polisi di Polsubsektor Thamrin. Polisi tersebut adalah Ajun Komisaris Ponco.

Perempuan yang menjabat sebagai Kanit Penerangan Subdirektorat Pendidikan dan Rekayasa Ditlantas Polda Metro Jaya itu sudah hampir setahun melakoni peran sebagai orang yang woro-woro setiap Car Free Day melalui pengeras suara.

Ponco beserta rekan satu timnya sudah siap di pos polisi itu setiap hari Minggu, mulai dari pukul 06.00 WIB hingga 11.00 WIB, bertepatan dengan selesainya Car Free Day.

"Saya ngomong-ngomong kayak gini sudah sembilan bulan. Tiap Minggu pagi ya ke sini. Makanya selalu disiapkan air minum segalon ini," kata Ponco sambil bercanda kepada Kompas.com, Minggu (6/9/2015) pagi.

Ponco cukup sering berbicara, entah untuk mengingatkan agar warga selalu menjaga barang berharganya, sampai mengarahkan warga agar tidak menutupi jalur transjakarta atau busway.

Semua imbauan itu sudah terekam di dalam otaknya sehingga Ponco tidak perlu menggunakan catatan sama sekali. (Baca: Pertemuan Haru Setelah Wen Wen Sempat Hilang Saat CFD)

Selain mengimbau, Ponco juga berperan sebagai pusat informasi selama Car Free Day berlangsung.

Kejadian adanya anak hilang sampai handphone dan dompet yang raib sudah menjadi hal biasa baginya.

Ponco pernah melayani laporan anak hilang sampai sepuluh kali dalam sehari. Namun, dari semua laporan tersebut, disebut bisa diselesaikan dalam hari itu juga.

Jika ada laporan kehilangan seperti itu, selain mengumumkan dari pengeras suara, Ponco dan timnya turut mengontak anggota polisi yang tersebar di area Car Free Day melalui sambungan handy talky (HT).

Dengan begitu, anggota polisi yang ada di lapangan bisa ikut mencari anak atau barang yang dilaporkan hilang tersebut.

Titik rawan

Para polisi ditempatkan di titik-titik rawan yang sudah dipetakan, di antaranya Bundaran HI, depan Hotel Pullman, dan Sarinah.

Selama sembilan bulan mengawal Car Free Day, Ponco mengaku tidak habis pikir dengan kejadian kehilangan yang berulang kali terjadi.

Padahal, melalui pengeras suara, Ponco sudah sering mengingatkan agar warga tetap menjaga harta bendanya masing-masing.

"Geregetan juga saya. Rata-rata anak hilang gara-gara dilepas. Handphone hilang gara-gara ditaruh di tas di belakang. Berkali-kali ada kejadian selalu kayak gitu," ujar Ponco.

Meski selalu bekerja sejak pagi di hari Minggu, Ponco menganggap itu sebagai tugas dan kewajibannya.

Dia tidak mempermasalahkan waktunya yang mungkin bisa digunakan untuk keluarganya. Ponco juga bersyukur karena keluarganya, termasuk kedua anaknya, bisa memahami pekerjaan dia saat ini.

"Anak-anak sudah besar, yang satu kuliah, yang satu SMA. Mereka mengerti, kok. Kadang malah saya ajak ke sini, biar lihat ibunya kerja," ucap Ponco.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com