Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Benar, Permukiman Ilegal Menjamur di Kawasan Industri Pulogadung

Kompas.com - 05/01/2016, 13:44 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyebut Kawasan Industri Pulogadung (KIP) berkembang tempat tinggal liar warga.

Ternyata, hal ini memang benar. Banyak pemukiman ilegal dan tempat usaha tak resmi tumbuh di dalam KIP.

Pantauan Kompas.com, Selasa (5/1/2016), lokasi sejumlah bangunan liar berada di sepanjang jalur hijau tepatnya di lahan di bawah sutet yang berdiri di KIP.

Padahal, jalur hijau itu merupakan Hutan Kota di dalam KIP, sesuai Surat Keputusan Gubernur DKI Nomor 870 Tahun 2004, seluas kurang lebih 8,9 hektar.

Sebagian besar jalur hijau ini justru diduduki bangunan ilegal, mulai dari warung makan, warung kopi, parkir kendaraan, tempat usaha barang bekas, kontrakan atau tempat tinggal dan banyak jenis lainnya.

Ada pula yang tinggal di dalam Hutan Kota secara ilegal dan menjadikan lahannya tempat berkebun menanam sayuran.

Rata-rata bangunan liar yang berdiri merupakan semi permanen seperti dari kayu tripleks dan seng.

Lokasi pemukiman liar ini sempat terangkat namanya dari kasus gudang ayam tiren yang dibongkar polisi beberapa waktu lalu.

Bangunan liar yang jumlahnya ratusan ini tampak telah lama berdiri, namun tidak memiliki RT dan RW. Yang ada hanya identitas bendera sebuah partai politik yang bertebaran di dalah satu sudut lingkungan.

Sekretaris Perusahaan PT JIEP Asrul Waryanto yang dikonfirmasi membenarkan lokasi ini.

"Persis betul, di sepanjang jalur hijau di Hutan Kota itu memang banyak bangunan liar," kata Asrul, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (5/1/2016).

Asrul mengatakan, pihaknya bersama Pemerinta Kota Jakarta Timur memang berencana untuk menertibkan bangunan liar ini.

Pihaknya optimistis dapat membongkar bangunan liar yang telah berkembang lama di dalam KIP.

"Penertiban akan segera, enggak akan lebih dari dua bulan lagi. Karena proses persiapan penertiban ini sudah lama," ujar Asrul.

Pihaknya mengatakan, sudah mensosialisasikan kepada sebagian pemukim liar di kawasan itu untuk membongkar sendiri tempat tinggal mereka. Yang memilih bertahan akan ditertibkan.

"Kita akan tertibkan dan akan kita kembalikan jadi hutan kota. Nanti kita kerja sama dengan Dinas Kehutanan dan Kelautan dan Kehutanan untuk menanam pohon lagi," ujar Asrul.

Sebelumnya, Ahok menyatakan banyak warga di sana yang mendirikan bangunan liar di tanah milik PT JIEP.

Ahok berharap kedua belah pihak yang tengah berseteru harus duduk bersama. (Baca: Ahok: Sebagian Warga Pulogadung Juga Bermasalah)

"Sebagian warga rumahnya liar. Kami mau dorong itu, karena kawasan Pulogadung belum dibebaskan juga," kata Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com