Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keresahan Warga Pasar Ikan Menunggu Waktu Penertiban

Kompas.com - 01/04/2016, 13:46 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana penertiban yang akan dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menjadi perbincangan hangat warga yang tinggal di kawasan Akuarium Pasar Ikan, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (1/4/2016).

Sebagian besar warga mengaku tidak tahu dan tidak mendapat informasi jelas tentang rencana penertiban tersebut. Salah satu warga lansia, Suri (69), kebingungan mau pindah ke mana.

Surat Peringatan Pertama (SP1) yang sudah dilayangkan pada Rabu (30/3/2016) lalu membuatnya harus berpikir keras karena dia dan warga lain diminta untuk mengosongkan rumahnya sebelum tenggat waktu SP1 selesai, Rabu (6/4/2016) mendatang.

"Saya enggak tahu mau ke mana. Enggak ada rencana. Saya maunya pulang kampung saja ke Kalimantan," kata Suri kepada Kompas.com di depan rumahnya, RT 01 RW 04 Kelurahan Penjaringan.

Berbeda dengan Suri, warga lainnya, Yatim (46) khawatir dengan nasib kedua anaknya yang masih bersekolah di bangku SMP dan SMA. Tidak lama lagi, kedua anak laki-lakinya harus menjalani Ujian Nasional (UN).

Sehingga, Yatim kebingungan harus pindah ke mana karena sekolah anaknya tidak jauh dari kawasan Akuarium Pasar Ikan.

"Kalau saya daftar rusun, pindah ke Marunda yang jauh begitu, masa anak saya sekolah jauh-jauh begitu, capek di jalan iya, Mas," tutur Yatim.

Ditemui di tempat terpisah, warga RT 12 RW 04, Jani (32), lebih mengkhawatirkan lokasi kerjanya yang terlalu jauh bila dia harus pindah ke Rusunawa Marunda.

Menurut dia, banyak warga yang jam kerjanya baru mulai sejak sore hingga tengah malam atau sampai dini hari. Jika tinggal di Marunda, transportasinya akan sulit dan rawan terjadi korban kejahatana dalam perjalanan.

"Sekarang, ada yang mau ngejamin enggak pemerintah kasih kita bus 1x24 jam? Kan busnya paling cuma sampai jam berapa. Kalau ada yang baru pulang malam, di jalanan sudah sepi, banyak begal, nyawa enggak ada yang tahu, kan," ujar Jani.

Terlepas dari semua kekhawatiran warga, mereka juga mengeluhkan terlalu cepatnya SP1 dilayangkan tanpa didahului sosialisasi.

Warga kini lebih banyak mencari kepastian dengan menanyakan kepada ketua RT setempat dan mengabaikan pekerjaannya. Kawasan Akuarium Pasar Ikan sudah ada sejak tahun 1970-an.

Dahulu, sempat ada rencana penertiban serupa, namun tidak jadi dilakukan. Permukiman di sana tumbuh dan berkembang menjadi sebuah Kampung Akuarium yang di depannya dikenal dengan nama tempat Pasar Ikan.

Ada empat wilayah yang terkena penertiban, yaitu RT 01, 02, 11, dan 12. Semuanya berada di RW 04. Penertiban ini dilakukan dalam rangka merevitalisasi kawasan Wisata Bahari Sunda Kelapa Pasar Ikan.

Penertiban ini sama sekali tidak menyentuh kawasan Masjid dan Makam Keramat Luar Batang yang memang berada tidak jauh dari lokasi penertiban.

Kompas TV SP 1 Keluar, Warga Luar Batang Harus Pindah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com