JAKARTA, KOMPAS.com - Para pedagang kaki lima (PKL) penjual parsel di Cikini, Menteng, Jakarta, memrotes kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang akan menderek mobil para pembeli parsel diparkir di bahu jalan.
Menurut mereka, kebijakan ini akan membuat para pembeli takut untuk berbelanja parsel di Cikini.
Novan (43), salah satu pedagang parsel di lokasi tersebut, mengaku pendapatannya merunun akibat rencana penertiban pedagang parsel Cikini.
"Omzet hancur semenjak ada isu penertiban. Modal saja belom balik ini," ujar Novan kepada Kompas.com di lokasi, Minggu (19/6/2016).
(Baca juga: Mobil Pembeli Parsel Cikini yang Parkir Sembarangan Akan Diderek )
Novan meminta agar pemerintah memberikan izin bagi para pembeli untuk memarkirkan kendaraannya di depan kios mereka atau di bahu jalan.
Ia mengaku siap mengerahkan petugas parkir untuk mengatur lalu lintas jika mobil pembeli yang diparkir di bahu jalan tersebut dianggap sebagai biang kerok kemacetan.
"Kita minta cuma sampai sebelum Lebaran saja kok, tolonglah parkir diizinin. Kalau mobil pembeli pada diderek, kan jadi sepi, bagaimana mau balik modal?" ucap dia.
Hal senada dikatakan oleh Ayub (30). Ia menyatakan, pembeli malas mampir ke kiosnya karena harus memarkirkan kendaraan di lahan parkir milik Universitas Bung Karno.
Ia pun meminta pemerintah agar mengizinkan pembeli memarkirkan kendaraannya di satu ruas jalan.
"Kita cuma minta satu baris jalanlah buat parkir, kalau parkirnya jauh, pembeli pada malas mampir. Kita kan ngarepin pembeli dari mobil-mobil yang lewat daerah sini," kata dia.
Ayub mengatakan, sejak kemarin ada beberapa mobil milik pelanggannya yang diderek Dishub.
(Baca juga: Alasan Relokasi Pedagang Parsel Cikini Kembali Ditunda)
Ia menduga pendapatannya menurun lantaran pembeli takut mampir lagi di kiosnya.
"Kalau ditongkrongin sama mobil derek Dishub kayak gini, pembeli jadi takut. Dari pagi ini belum ada penglaris saya," ujarnya.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sebelumnya menganggap keberadaan para pedagang parsel di trotoar kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, telah menyebabkan kemacetan.
Sebab, kata dia, banyak pengendara yang memilih berhenti dan memarkirkan kendaraannya di pinggir jalan.
Menurut Ahok, pedagang parsel di kawasan Cikini juga sudah kerap diberi peringatan agar tak berjualan di trotoar. Mereka sudah disediakan tempat berjualan di dalam Cikini Gold Center.