Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suasana di TPST Bantargebang pada Malam Pengambilalihan Sempat Kacau

Kompas.com - 28/07/2016, 19:08 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah TPST Bantargebang, Bekasi, diambilalih Dinas Kebersihan DKI Jakarta, muncul kejadian-kejadian tidak terduga terkait distribusi sampah dari Jakarta menuju TPST Bantargebang.

Truk sampah DKI dilaporkan telah membuang sampah di pinggir jalan sebelum tiba di TPST Bantargebang. Hal itu diungkap anggota DPRD DKI, Pandapotan Sinaga, saat Komisi D melakukan kunjungan ke TPST Bantargebang, Kamis (28/7/2016).

Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Isnawa Adjie, segera mengklarifikasi hal tersebut.

"Ada pandangan negatif kok kami buang sampah di jalan. Saya klarifikasi itu kami buang sampah masih di area TPST Bantargebang, Pak," kata Isnawa.

Isnawa menceritakan bagaimana sibuknya TPST Bantargebang pada malam pengambilalihan, tepatnya pada 19 Juli 2016. Saat itu, secara mendadak alat-alat berat milik PT Godang Tua Jaya sebagai pengelola sebelumnya terhenti dan ditarik keluar.

Ada sekitar 52 alat berat yang ditarik. Sementara alat berat milik Dinas Kebersihan DKI Jakarta masuk pada saat itu juga. Lalu lintas padat.

"Akhirnya saat hari pengambilalihan itu, saya beri pemakluman kalau buang sampah di jalan," ujar Isnawa.

Nasib pekerja

Setelah surat penghentian kerja sama keluar, seluruh pekerja yang setiap hari bertugas di TPST Bantargebang tidak memiliki hak untuk beraktivitas di sana.

"Jadi memang yang terjadi di masa peralihan yang krusial itu, eks pekerja PT Godang Tua belum dikasih kepada kami," ujar Isnawa.

Ia mengatakan, pihaknya ingin agar para pekerja itu menjadi Pegawai Harian Lepas (PHL) Dinas Kebersihan DKI. Namun, hal itu tidak bisa terwujud tanpa izin PT Godang Tua Jaya.

"Saya tanya ke Pak Rekson (Dirut PT Godang Tua Jaya), pekerja Bapak bagaimana? Mau dipakai lagi atau bagaimana?. Katanya, mereka berterima kasih kalau pekerja mereka dijadikan PHL kami. Saya bilang saya menerima mereka," ujar Isnawa.

Masalah belum selesai sampai di situ. Isnawa harus menunggu hingga malam agar bisa benar-benar memberi arahan kepada eks pekerja PT Godang Tua Jaya.

Setelah malam, barulah mereka diberi pengarahan bahwa mereka saat ini bukan lagi pegawai PT GTJ melainkan PHL Dinas Kebersihan DKI. Mereka kemudian diminta untuk mendaftar ulang.

Di hari-hari transisi itu, sampah dari Jakarta harus tetap ditampung di TPST Bantargebang. PHL Dinas Kebersihan DKI terus mengangkut sampah yang dibuang di pinggir jalan pada hari sebelumnya.

"Sementara truk sampah saya perintahkan harus balik lagi ke Jakarta untuk ambil sampah, karena tidak boleh berhenti," ujar Isnawa.

Dua puluh empat jam seakan tidak cukup. Isnawa mengatakan dia dan PNS lainnya memantau pergerakan di TPST Bantargebang pada hari-hari berikutnya melalui grup whatsapp mereka. Isnawa mengatakan kini keadaan di TPST Bantargebang mulai normal.

"Volume sampah yang masuk juga sudah normal," ujar Isnawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com