JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap orang memiliki pandangan berbeda dalam memaknai hari kemerdekaan. Ada yang merasa optimistis, tapi banyak juga yang merasa kalau kemerdekaan hanya sebatas seremonial belaka.
Bagi Bejo, seorang penjual mi ayam keliling yang telah belasan tahun berjualan mi ayam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, saat ini kemerdekaan belum didapatkannya. Menurut Bejo, pengekangan masih dirasakannya yaitu dari seringnya penertiban pedagang kaki lima (PKL) yang dilakukan Pemprov DKI.
Bejo mengatakan cukup sering dia mendapat ancaman dari sejumlah Satpol PP untuk menertibkan gerobak miliknya. Bejo yang berasal dari daerah Solo ini mengatakan, hak untuk mencari makan secara nyata dirampas oleh pemerintah.
Bejo menilai, dia tidak melakukan kejahatan apapun, setiap hari, dia hanya mendorong gerobak untuk mencari nafkah bagi anak dan istrinya. Bejo telah menjadi penjual mi ayam selama lebih dari 10 tahun.
"Kalau merdeka itu enggak kayak gini, dikit-dikit diangkut (Satpol PP). Padahal cuma mau cari makan," ujar Bejo saat ditemui di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, Selasa (16/8/2016).
Selain Bejo, makna kemerdekaan juga diartikan berbeda dengan Dewi, pengurus makam salah satu pahlawan nasional di TPU Karet Bivak ini memaknai kemerdekaan sebagai wujud pemberian tuhan kepada bangsa Indonesia. Menurutnya, ketika tuhan telah memberikan berkah kepada Indonesia, selayaknya pemerintah harus memelihara warganya dengan baik.
Dewi berharap agar pemerintah semakin baik untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya di bidang pendidikan. Dewi memiliki tiga orang anak yang saat ini masih duduk di bangku sekolah.
"Kalau saya berharapnya pendidikan tetap gratis, anak saya juga tiga, sekolah semua. Kan sudah merdeka, pemerintah juga harus memerdekakan warganya," ujar Dewi.
Penjual keliling kerupuk khas Palembang, Dwi yang ditemui di ruas jalan Jakarta Pusat menginginkan agar pemerintah memberikan lapangan pekerjaan bagi orang-orang seperti Dwi yang hanya berijazah SMP.
Dwi menilai, saat ini sangat sulit mendapatkan pekerjaan dengan hanya lulus dari SMP. Menurutnya, dengan semakin banyak lapangan pekerjaan, akan semakin banyak pula anak-anak di jalanan yang bisa menghidupi keluarganya.
"Semakin banyak pekerjaan semakin bagus bang. Harapan saya cuma itu," ujar Dwi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.