JAKARTA, KOMPAS.com - Tujuh orang sekuriti Universitas Trisakti melapor ke Mapolda Metro Jaya. Mereka mengaku disekap oleh sejumlah orang dan telepon genggam mereka diambil pada Rabu (24/8/2016) dini hari.
Kanit IV Subdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Armayni mengatakan, petugas keamanan tersebut mengaku disekap dan diminta untuk menandatangani surat pernyataan untuk mengakui kepengurusan rektor yang baru.
"Mereka pengakuannya diikat, kemudian disekap di sebuah ruangan. Mereka ini kan didatangi terus dipaksa suruh tanda tangan surat pernyataan untuk medukung rektorat yang baru," ujar Armayni di Mapolda Metro Jaya, Rabu.
Petugas keamanan menceritakan kejadian tersebut terjadi pada pukul 03.00 WIB. Saat itu, mereka sedang tidur.
Tiba-tiba ada puluhan orang yang masuk ke kampus dan melakukan penyekapan.
Dari kericuhan yang terjadi di kampus tersebut, polisi telah mengamankan puluhan orang. Namun, dari puluhan orang tersebut, pihak pengamanan yang melapor tidak ada yang mengenali pelaku yang menyekap dan mengambil telepon genggam mereka.
"Sementara dari sekuriti belum ada yang mengenali orang-orang ini karena mereka pakai cadar dan jam segitu kan lagi ngantuk-ngantuknya mereka," kata Armayni.
Kericuhan terjadi di Universitas Trisakti pada Rabu pagi. Kericuhan tersebut terjadi saat pelantikan rektor baru Universitas Trisakti, Edi Hamid, oleh Yayasan Trisakti.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono menceritakan, kericuhan terjadi pada pukul 03.00 WIB. Saat itu, sekitar 30 orang dari pihak Yayasan Trisakti tiba di bagian luar kampus dan langsung masuk untuk mengeluarkan pihak sekuriti dari pihak rektor lama, yakni Thobi Muttis.