Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remaja yang Jadi Saksi Perdagangan Anak di Kafe Wilayah Sumbar Minta Perlindungan Komnas PA

Kompas.com - 06/09/2016, 17:49 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - M (48), orangtua dari R (16), remaja yang jadi korban perdagangan anak di sebuah kafe hiburan malam di Pasaman, Sumatera Barat, mendatangi Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA).

Orangtua R berharap mendapat perlindungan Komnas PA terkait kasus anaknya.

(Baca juga: Pemilik Karaoke Ini Jadi Tersangka Kasus Prostitusi Anak di Bawah Umur)

Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait mengatakan, R saat ini menjadi salah satu dari tiga saksi dugaan perdagangan anak untuk diekploitasi menjadi pekerja tempat hiburan malam di Pasaman.

Selain R, korban lainnya adalah D (12) dan A (18). Keluarga R dan seorang korban lain sudah membuat pengaduan ke Komnas PA Sabtu (3/9/2016).

"Dua orang pamannya sudah minta supaya Komnas memberikan perlindungan pada dua korban dan satu saksi kunci," kata Arist, di kantor Komnas PA, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (6/9/2016).

Arist mengatakan, R merasa perlu mendapat perlindungan karena ia dan dua temannya itu merupakan saksi kunci yang bisa membongkar sindikat perdagangan anak di kafe di Sumatera Barat tersebut.

Apalagi, lanjut dia, pihak Kepolisian baru menangkap satu pelaku, yakni mami kafe tersebut berinisial B.

"B yang ditangkap ini baru eksekutor, belum melibatkan atasnya. Ini jaringan yang sistematis dan serius. Yang ingin kita sampaikan saksi kunci dan korban ini harus diselamatkan," ujar Arist.

Selain B, diduga ada pelaku lainnya, yakni E. Diduga, E adalah kaki tangan B dalam merekrut remaja perempuan dari Jakarta.

"Jaringan di Jakarta si E itu masih berkeliaran. Kami berharap polisi kembangkan lagi. E ini anak kandung dari B," ujar Arist.

Ia mengatakan, E berteman dengan A untuk merekrut remaja. Mereka mengiming-imingi para remaja tersebut pekerjaan.

A lalu menawarkan D pekerjaan. Namun, D kemudian mengajak R untuk ikut bersamanya.

Baik A, D, dan R sama-sama tidak diberitahu kerjaan seperti apa yang akan mereka jalani.

Anggota Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI) di Sumbar, Mafrizal, mengatakan bahwa E memberikan janji pekerjaan yang menggiurkan bagi korban.

Sebelum membawa tiga korban ke Pasaman, E tidak memberitahu bakal mempekerjakan tiga korban di kafe.

Halaman:


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com