Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Anies-Sandi: Ahok Minta Diperpanjang Kontrak Jadi Gubernur Lagi? Aneh-aneh Saja...

Kompas.com - 20/12/2016, 09:16 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Permintaan calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama agar masyarakat kembali memilihnya mengurus Jakarta dianggap aneh oleh tim pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Syarif.

Menurut Sekretaris Tim Pemenangan pasangan Anies-Sandiaga itu, Ahok telah mengingkari janjinya. Janji yang dimaksud adalah mengubah sikap, prilaku dan kata-katanya yang sering kasar.

"Jelang DPRD ajukan hak menyatakan pendapat (HMP) awal 2015 kan Ahok menghadap Jokowi bersama Prasetio. Apa permintaan Jokowi kepada Ahok saat itu? Waktu itu, Ahok janji harus mengubah sikap, perilaku dan katanya yang sering kasar. Tapi mana buktinya, justru makin menjadi-jadi," kata Syarif kepada Kompas.com, Selasa (20/12/2016).

Syarif mencontohkan beberapa tindakan Ahok yang disebutnya makin menjadi-jadi. Seperti kasus tarik tunai Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang dilakukan oleh seorang wanita di kawasan Koja.

Wanita itu kemudian mengadu kepada Ahok. Namun, Ahok menyebut wanita itu sebagai maling karena menarik tunai KJP. Kemudian, lanjut dia, Ahok mencurigai banyak oknum RT/RW yang menguasai lapak PKL.

"Terbukti juga saat pemerintahan Ahok, penyerapan APBD rendah disebabkan tidak mampu memimpin birokrasi. Soal lainnya, KPK yang masih menyelidiki pembelian lahan eks Rumah Sakit Sumber Waras dan Cengkareng Barat. Masak iya Ahok masih minta diperjang kontraknya jadi Gubernur lagi? Aneh-aneh saja Pak Ahok ini," kata Wakil Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta itu.

Saat berada di Rumah Lembang pada Senin (19/12/2016) kemarin, Ahok meminta pendukungnya untuk menyampaikan kepada rekan-rekannya mengenai rekam jejak pasangan Ahok-Djarot.

Selain itu, Ahok juga meminta pendukungnya agar pasangan Ahok-Djarot kembali diberi kesempatan memimpin Jakarta satu periode lagi. Sebab, keunggulan pasangan Ahok-Djarot dibanding pasangan calon lainnya adalah sudah merealisasikan berbagai program unggulan. Sementara pasangan calon gubernur-wakil gubernur lainnya baru mengumbar janji.

"Namanya calon penantang, tentu baru akan. Tapi harus diingat rekam jejaknya Anies-Sandi berpengalaman, cerdas, santun, mampu mendengar aspirasi warga, dan mau dikritik dari siapapun, apalagi dari pers," kata Syarif.

Syarif mengklaim, Anies-Sandiaga memiliki rekam jejak baik yang dapat menarik perhatian warga. Anies merupakan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada pemerintahan Jokowi-JK. Namun, posisinya kini telah diganti Muhadjir Effendy. Kemudian Sandiaga berlatarbelakang sebagai seorang pengusaha.

"Apalagi ada Mas BW (Bambang Widjojanto) dan Pak Pandu (Adnan Pandu Praja) eks Komisioner KPK yang akan kawal Anies-Sandi kalau terpilih," kata Syarif.

Kompas TV Anies Janji Tingkatkan Pendidikan dan Lapangan Kerja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com