JAKARTA, KOMPAS.com - PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta disebut sedang ditugaskan Badan Pengelola Transportasi Jakarta (BPTJ) untuk membuat rencana induk (masterplan)integrasi antar-moda di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
Dukuh Atas akan menjadi titik persinggungan antar-moda transportasi.
Direktur Operasional PT MRT Jakarta Agung Wicaksono menyatakan ada enam moda transportasi yang akan menjadikan Dukuh Atas sebagai titik pemberhentian.
Keenamnya yakni MRT, Transjakarta, kereta rel listrik (KRL) commuter line, light rail transit (LRT) Cibubur-Cawang, LRT Kelapa Gading-Rawamangun, dan Kereta Bandara Soekarno-Hatta.
"Kami ditugasi BPTJ untuk menyiapkan masterplan-nya. Integrasi tidak hanya fisiknya, tapi juga ticketing," kata Agung di Balai Kota DKI, Selasa (31/1/2017).
(Baca: Kenapa Stasiun MRT Tak Berada Tepat di Bawah Halte Koridor 13?)
Menurut Agung, integrasi antar-moda mutlak diperlukan untuk memenuhi target penumpang.
"Seperti MRT tidak akan bisa tumbuh sendiri tanpa terintegrasi dengan yang lain," ujar Agung.
(Baca: Transjakarta dan MRT Jawab Kritikan Anies soal Integrasi Transportasi)