Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Sandiaga Melirik Sistem "Online" untuk Gantikan Parkir Meter

Kompas.com - 03/05/2017, 08:39 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno diundang untuk mendapat pemaparan dari pengembang aplikasi "Jukir" di kantor Bubu.com yang berlokasi di kawasan Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (2/5/2017).

Pada kesempatan itu, pengembang aplikasi "Jukir" memaparkan mengenai tidak efektifnya penerapan sistem parkir meter di Jakarta.

Sistem parkir meter diketahui mulai diberlakukan di Jakarta pada sekitar tahun 2014, dimulai di Jalan Sabang, Jakarta Pusat.

Saat ini, sistem tersebut sudah mulai diberlakukan di sejumlah kawasan lainnya, di antaranya di Jalan Juanda, Jakarta Pusat; Jalan Falatehan, Jakarta Selatan; dan Boulevard Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sistem parkir meter ditandai dengan adanya mesin khusus yang dinamakan Terminal Parkir Elektrinik (TPE).

Pada sistem pembayaran parkir dengan mesin TPE, pembayaran dilakukan secara non tunai dengan kartu elektronik. Pada sistem ini, juru parkir dilarang menerima uang tunai dari pengguna jasa.

Namun dalam pemaparannya, pengembang aplikasi "Jukir" menilai sistem parkir meter yang kini diterapkan di Jakarta tidak cukup berhasil mencegah kebocoran.

Baca: Sandiaga: Parkir Meter Bukan Budaya Kita

Karena kebanyakan warga yang memarkirkan kendaraannya bukan membayar sendiri biaya parkir langsung di mesin, melainkan menitipkan uangnya ke juru parkir.

"Ini yang bisa jadi celah adanya permainan," ujar salah seorang pengembang aplikasi "juru parkir" kepada Sandi.

Selama pemaparan, pengembang aplikasi "Jukir" menjelaskan keunggulan penerapan sistem parkir secara online dibandingkan sistem parkir meter.

Salah satu keunggulan utama yang mereka jelaskan adalah tetap diberdayakannya seorang juru parkir. Namun yang membedakan, pembayaran tidak dilakukan secara langsung, tetapi secara online melalui aplikasi.

Para pengembang aplikasi mengatakan bahwa sistem parkir dengan pembayaran secara online melalui aplikasi "Jukir" kini sudah diterapkan di banyak lokasi di Kota Bekasi dan Tangerang Selatan.

Mereka pun berharap agar nantinya Pemprov DKI mau bekerja sama menerapkan sistem yang sama di Jakarta. Ditemui usai pertemuan, Sandi menilai sistem parkir dengan pembayaran secara online lebih tepat ketimbang sistem parkir meter.

Baca: Inilah Kendala dan Solusi Dishubtrans Soal Parkir Meter

Karena ia menilai sistem parkir meter hanya cocok diterapkan di negara yang karakter masyarakatnya individualis. Hal yang disebut Sandi berbeda dengan karakter masyarakat Indonesia.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com