DEPOK, KOMPAS.com - Massa yang mengatasnamakan orangtua siswa SMA dan SMK se-Kota Depok, berunjuk rasa di depan Balai Kota Depok, Senin (14/8/2017) siang.
Peserta unjuk rasa yang mayoritas adalah perempuan itu menyatakan aksi digelar karena adanya pengurangan subsidi pendidikan untuk anak mereka.
Seorang pengunjuk rasa, Imas, menyebut mulai tahun ajaran 2017/2018, uang subsidi yang diterima anaknya hanya sebesar Rp 700.000 per bulan. Padahal tahun lalu jumlahnya masih mencapai Rp 2 juta per bulan.
"Sekarang hanya Rp 700.000, itu pun dari Pemerintah Provinsi Jabar. Dari Kota Depok-nya dihilangkan,” kata Imas.
Pengunjuk rasa lainnya, Tuti, menuding Pemkot Depok melepas tanggung jawab pasca dialihkannya pengelolaan SMA dan SMK negeri dari pemerintah kota/kabupaten ke pemerintah provinsi.
Dalam aksinya, para pengunjuk rasa membawa sejumlah spanduk, di antaranya bertuliskan "Pikirkan Pendidikan Anak-anak Kami" dan "Kota Layak Anak Kok Enggak Mau Bantu Siswanya?"
Setelah berunjuk rasa selama 30 menit, para pengunjuk rasa ditemui oleh Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Depok, Mulyadi.
Kepada pengunjuk rasa, Mulyadi berjanji akan menyampaikan tuntutan tersebut ke atasannya.
Aksi unjuk rasa dikawal aparat dari Satpol PP Kota Depok. Meski berada di depan Balai Kota, aksi unjuk rasa terpantau sampai menyebabkan kemacetan lalu lintas di ruas Jalan Margonda yang ada di depan Balai Kota.
(baca: Minta Tambahan Upah, Sopir Truk Sampah di Depok Mogok Kerja)