Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Mengatasi Kemacetan di Sekitar Stasiun Kereta...

Kompas.com - 23/08/2017, 10:44 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemacetan lalu lintas sudah menjadi hal yang identik dengan stasiun kereta. Penumpang berganti moda, angkutan massal ngetem, hingga pedagang kaki lima yang tumpah ruah adalah wajah stasiun di Jakarta.

"Ada 17 stasiun yang saat ini perlu ditata karena menimbulkan kemacetan," kata Kasubdit Pembiayaan dan Kebijakan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Yohn Ferry, Selasa (23/8/2017).

Sebanyak 17 stasiun itu yakni Stasiun Jatinegara, Stasiun Sudirman, Stasiun Juanda, Stasiun Tanah Abang, Stasiun Depok Baru, Stasiun Pasar Minggu, Stasiun Cawang, Stasiun Manggarai, Stasiun Kebayoran, Stasiun Cikini, Stasiun Jakarta Kota, Stasiun Palmerah, Stasiun Duren Kalibata, Stasiun Grogol, Stasiun Tebet, Stasiun Klender, dan Stasiun Karet.

Penataan akan dilakukan dengan menyediakan lahan di sekitar stasiun yang jadi titik kumpul kendaraan sehingga tidak memenuhi badan jalan.

 

Baca: Lahan Parkir Angkutan Umum di Stasiun dan Harapan Mengurai Kemacetan

Selain itu, moda transportasi massal seperti transjakarta dan bus lainnya melewati titik ini sehingga masyarakat bisa beralih sepenuhnya ke transportasi umum. Penataan rencananya akan dilakukan besar-besaran yang berujung pada berpindahnya stasiun.

Selasa (22/8/2017), Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membahas integrasi antar-moda transportasi umum berbasis rel dan transjakarta bersama Kementerian Perhubungan, PT KAI, PT Adhi Karya, dan PT Jakarta Propertindo.

Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekda DKI Jakarta Gamal Sinurat mengatakan, dari hasil rapat, masih ada beberapa hal yang harus didalami. Salah satunya yakni soal letak stasiun.

Gamal mencontohkan, di Dukuh Atas, letak stasiun mass rapid transit (MRT), light rail transit (LRT), dan commuter line tidak berada di satu sisi yang sama.

Dengan letak stasiun yang berjauhan, pembangunan sarana penunjang untuk mengintegrasikan moda transportasi umum itu membutuhkan biaya yang mahal. Selain itu, letak stasiun yang berjauhan juga membuat perpindahan penumpang tidak efektif.

 

"Jadi kalau orang turun misalnya dari LRT, dia mau masuk ke MRT, nah itu gimana nyambungnya kalau stasiunnya beda-beda, kan repot. Makanya kami nanti mau mendalami lagi mengenai perletakan stasiun. Kalau bisa dikelompokkan di satu sisi," kata Gamal seusai rapat di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (22/8/2017).

Baca: Integrasi Moda Transportasi Umum, Letak Stasiun Akan Dipindahkan

Dengan adanya rencana pengelompokkan stasiun di satu sisi, Gamal menyebut ada kemungkinan letak stasiun yang ada di sisi yang berbeda akan dipindahkan.

Selain Dukuh Atas, ada beberapa kawasan yang integrasinya juga perlu didalami kembali. Integrasi lainnya yang harus dikaji yakni soal tiket dan jadwal keberangkatan moda transportasi.

Pihak-pihak terkait akan membahas agar penumpang tak harus berulang kali membeli tiket jika inggin menggunakan beberapa moda transportasi yang terintegrasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com