TANGERANG, KOMPAS.com - Pihak kepolisian tidak menetapkan waktu kerja tertentu kepada sukarelawan pengatur lalu lintas atau "Pak Ogah" yang mereka latih selama sepekan terakhir ini.
Para "Pak Ogah" di wilayah hukum Polda Metro Jaya dilatih khusus oleh Satuan Lalu Lintas di Polres masing-masing kota dalam rangka membekali mereka untuk membantu kelancaran arus lalu lintas dan mengurai kepadatan kendaraan di Jabodetabek.
"Jadi di tiap wilayah, seperti di Tangsel, ada beberapa pos titik rawan kemacetan yang ada kelompok 'Pak Ogah' atau supeltas (sukarelawan pengatur lalu lintas) di sana. Untuk waktu kerjanya, diserahkan kepada masing-masing penanggung jawab pos, kami hanya sebatas mengawasi dan membina," kata Kepala Unit Pendidikan dan Rekayasa (Dikyasa) Satlantas Polres Tangerang Selatan Ajun Inspektur Satu Heri Sulistiono usai melatih "Pak Ogah" di halaman Polres Tangerang Selatan, Kamis (24/8/2017) petang.
(Baca juga: Tips dari Polisi untuk "Pak Ogah" Hadapi Pengendara yang Ngotot)
Menurut Heri, dari data yang telah dihimpun, ada empat sampai sepuluh supeltas di titik-titik kemacetan Kota Tangerang Selatan.
Harapannya, setelah dilatih ilmu dasar pengaturan lalu lintas, para supeltas ini dapat menjadi mitra kepolisian dalam mendukung kelancaran arus lalu lintas. Apalagi, menurut dia, selama ini polisi terkendala jumlah personel di lapangan.
"Jumlah kami kan belum memadai dan kami tidak stand by 24 jam terus, jadi keberadaan para supeltas akan sangat membantu kami," ujar Heri.
(Baca juga: "Pak Ogah" yang Dilatih Polisi Akan Diberi Atribut Pengatur Lalu Lintas)
Para supeltas ini dilatih 12 gerakan dasar aba-aba pengaturan lalu lintas. Sebanyak 12 gerakan dasar itu menggunakan kedua tangan mereka dengan arti dan makna masing-masing, seperti tangan lurus ke depan sebagai tanda berhenti atau tangan mengayun ke samping sebagai tanda jalan perlahan.
Selain itu, para supeltas dilatih cara baris-berbaris setiap kali mereka latihan. Pelajaran lain yang tidak kalah penting yakni penanganan pertama pada kecelakaan.