Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot: Trotoar Itu untuk Jalan Kaki, Bukan Jualan Kambing

Kompas.com - 28/08/2017, 12:04 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat kembali menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melarang penjualan hewan kurban di trotoar.

Salah satu alasan yang dikhawatirkan yakni hewan kurban itu akan membuang kotoran di sana sehingga menimbulkan bau.

"Kalau kambing parkir di trotoar berarti kan pasti dia kencing ya, bagaimana itu? Terus kemudian juga dia akan buang kotoran di situ ya," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (28/8/2017).

Selain itu, trotoar hanya difungsikan untuk pejalan kaki. Djarot melarang selain pejalan kaki mengokupasi trotoar tersebut.

Pemprov DKI Jakarta akan memberi peringatan kepada para pedagang hewan kurban untuk tidak berjualan di sana.

Baca: Dilarang Jualan Hewan Kurban di Trotoar

"Kami kan punya perangkat untuk kasih surat, kami kasih catatan mereka yang jualan di trotoar. Trotoar itu untuk jalan kaki, bukan untuk jualan kambing," kata dia.

Djarot juga sudah memerintahkan camat untuk mencari lahan bagi pedagang hewan kurban. Lahan untuk pedagang hewan kurban berjualan sudah tersedia.

Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede sebelumnya mengatakan, Pemerintah Kota Administratif Jakarta Pusat menyiapkan beberapa tempat untuk para pedagang hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada 1 September 2017.

Salah satu tempat yang disiapkan untuk penjual hewan kurban yakni lahan milik PT Djarum atau di samping flyover TPU Karet Bivak, Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang.

Para camat di Jakarta Pusat juga akan menyiapkan tempat untuk para pedagang hewan kurban di wilayahnya masing-masing.

Kompas TV Kenaikan harga hewan kurban terutama sapi di Pasar Patok, Lumajang, Jawa Timur, terjadi sejak sebulan terakhir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com