Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rektor UNJ: Ada Kok Anak Dosen yang Jadi Dosen di UNJ

Kompas.com - 06/09/2017, 05:48 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Djaali mengatakan, tak ada larangan bagi anggota keluarga civitas akademika di UNJ untuk melamar sebagai dosen atau posisi lain di UNJ.

Djaali mengatakan, sah-sah saja ada anggota keluarga dari civitas akademika UNJ yang bekerja di UNJ, asal melalui jalur dan prosedur yang berlaku serta memiliki kompetensi yang sesuai di bidangnya.

"Ada kok anak dosen yang jadi dosen di sini. Masak harus melarang anak dosen jadi dosen di sini. Kalau anak jenderal mau jadi polisi masa harus dilarang jadi polisi," ujar Djaali ditemui di Kampus UNJ, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (5/9/2017).

Baca: Ombudsman Nilai Rektor UNJ Lakukan Maladministrasi atas Dugaan Nepotisme

Djaali mengatakan, cukup banyak anggota keluarga dari civitas akademika UNJ yang melamar sebagai dosen UNJ atau posisi lainnya. Dia memastikan, dalam sistem penerimaannya tidak ada unsur nepotisme. Seluruh penerimaan dilakukan secara terbuka dan transparan.

Selain itu, kemampuan para calon pelamar juga diuji tanpa membeda-bedakan tes yang harus dilalui. Pihaknya juga menyerahkan kepada kementerian terkait terhadap formasi yang dibutuhkan di UNJ.

Baca: Rektor UNJ Bantah Tudingan Nepotisme yang Dilaporkan Sejumlah Dosen

Djaali mengatakan, tak semua anak dari civitas akademika UNJ diterima di UNJ. Ada juga yang tak lulus dalam seleksi karena kalah bersaing dengan calon pelamar lainnya.

"Ada juga anak dosen yang enggak diterima kalau dia enggak sesuai standar. Dua rektor sebelum saya anaknya dosen, tapi semua harus memenuhi syarat," ujar Djaali.

Baca: Merasa Difitnah Lakukan Nepotisme, Rektor UNJ Lapor ke Polisi

Sejumlah dosen UNJ yang mengatasnamakan diri sebagai Aliansi Dosen UNJ melaporkan Djaali ke Ombusdman atas tudahan tindakan nepotisme karena mengangkat sejumlah anggota keluarganya di UNJ. Namun, Djaali membantah tuduhan itu.

Dia mengatakan bahwa seluruh anggota keluarganya diangkat sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan di UNJ.

Kompas TV Pengusutan skandal megaproyek e-KTP diprediksi bakal mengguncang dinamika politik. Ada nama nama besar yang akan disebut di persidangan. Kita membahasnya bersama wakil Koordinator Indonesia Curruption Watch Agus Sunaryanto dan Analis Politik Universitas Negeri Jakarta Ubedilah Badrun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Megapolitan
Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin 'Nganggur'

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin "Nganggur"

Megapolitan
Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Megapolitan
Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Megapolitan
Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com