Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepada Megawati, Djarot Laporkan Sistem Penganggaran di DKI dan Program Strategis Nasional

Kompas.com - 14/10/2017, 17:51 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat melaporkan sejumlah hal saat bertemu Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Sabtu (14/10/2017).

Menurut Djarot, Megawati menanyakan penguatan sistem dan program yang dilakukan Djarot sebelum masa jabatannya berakhir.

"Beliau (Megawati) bertanya apa saja, apa sistem sudah diperkuat, dimantapkan, macam-macam," ujar Djarot seusai bertemu Megawati.

Salah satu hal utama yang dilaporkan, lanjut Djarot, yakni sistem penganggaran di Provinsi DKI Jakarta. Penguatan sistem anggaran dilakukan dengan menggunakan e-budgeting.

Kepada Megawati, Djarot melaporkan anggaran pendapatan dan belanja daerah perubahan (APBD-P) 2017 sudah diteken. Sementara itu, pembahasan APBD 2018 masih berlanjut.

Baca: Djarot: Ibu Mega Biasa Nawarinnya Mendekati Detik-detik Akhir

Selain itu, Djarot juga melaporkan progres pembangunan program strategis nasional yang ditugaskan pemerintah pusat kepada Pemprov DKI Jakarta berupa penyediaan sarana dan prasarana penunjang Asian Games 2018, seperti light rail transit (LRT), arena pacuan kuda equestrian, dan arena balap sepeda velodrome.

Hal lain yang disampaikan Djarot yakni soal normalisasi sungai dan program penataan trotoar di Ibu Kota.

"Dan tadi ditanya capaian kayak apa. Indikatornya, satu tingkat kepuasan masyarakat terhadap perizinan, pelayanan, pendidikan, kesehatan, sampai dengan transportasi," kata Djarot.

Baca: Djarot Minta Warga DKI Jakarta Kontrol Pemerintahan Anies-Sandi

Menurut Djarot, tingkat kepuasan warga yang masih harus ditingkatkan yakni sektor transportasi. Djarot memakluminya karena selama ini sistem transportasi publik di Ibu Kota belum rampung.

"Saya sampaikan bahwa kami sedang membangun sistem transportasi dan tidak bisa kita nikmati saat ini, paling tidak ya 2-3 tahun lagi, itu pun kalau kita konsisten untuk pembenahan transportasi," ucapnya.

Adapun Sabtu ini adalah hari terakhir Djarot menjabat sebagai gubernur. Pada pukul 00.00 nanti, Djarot tak lagi berstatus sebagai gubernur dan telah purna-jabatan.

Kompas TV Tim Sinkronisasi bekerja lebih dari enam bulan dengan melibatkan 1.800 orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com