Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Sandiaga Hadapi "Bullying" dari "Netizen"

Kompas.com - 14/11/2017, 08:34 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah perkataan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno tidak jarang menjadi bahan bully atau perundungan di media sosial. Sandi beberapa kali dikritik karena ucapan-ucapannya yang terlontar ketika diwawancarai media.

Baru-baru ini misalnya, gaya bicara Sandiaga disamakan dengan Vicky Prasetio. Salah seorang netizen mengunggah video wawancara Sandiaga yang membahas soal kemacetan di Jakarta. Jawaban Sandiaga dinilai berbelit-belit dan sulit dimengerti. Sandiaga kemudian disamakan seperti Vicky Prasetio yang memang kerap membuat heboh dunia maya dengan gaya bicaranya.

Sandiaga juga pernah dikritik dan di-bully terkait pernyataannya tentang pejalan kaki. Ketika itu Sandiaga menjelaskan beberapa penyebab kemacetan yang ada di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Dia menyebut pejalan kaki sebagai penyebab kedua, di atas PKL, kemacetan dan kesemrawutan di Tanah Abang.

"When on the other side of the world are encouraging people to use more active transportation to reduce congestion," tulis pemilik akun Twitter @raniefatma.

Sandiaga akhirnya menjelaskan ulang maksud perkataannya itu. Dia menegaskan tidak menyudutkan pejalan kaki. Menurut Sandi, pejalan kaki justru harus dimuliakan.

Tak hanya itu, tantangan Sandiaga kepada PT Transjakarta agar perusahaan itu berinovasi membuat rute yang menghindari titik proyek infrastruktur, juga di-bully. Tantangan itu  disambut dengan bully netizen yang bingung karena bus transjakarta harus keluar dari jalurnya agar bisa lancar melaju. Ada yang membuat meme bus transjakarta yang digambarkan seolah terbang.

Namun, belakangan PT Transjakarta malah mampu menjawab tantangan Sandiaga. PT Transjakarta memodifikasi 6 rute yang bisa digunakan warga untuk menghindari titik macet parah pada jam-jam sibuk.

Santai terhadap bully

Saat menanggapi itu semua, Sandiaga mengaku santai. Dia mengatakan sudah biasa di-bully sejak resmi mencalonkan diri sebagai calon wakil gubernur. Dia masih ingat pernah di-bully terkait penggunaan celananya saat berolahraga.

Menurut Sandi, semua bully itu justru membuat dirinya lebih dikenal pada waktu itu. Dia juga melihat bully sebagai ladang amalnya karena dosa-dosanya justru berkurang.

Baca juga : Sandiaga Anggap Bullying Netizen Jadi Ladang Amal dan Keberkahan

"Bukan hanya dosa kita yang dikurangin tapi kita juga dapat amal dan kita dapat keberkahan dari ini semua. Terbukti itu, bully pertama celana, terus bully kedua, bully ketiga malah mengangkat gitu ya. Alhamdullilah Allah selalu memberikan jalannya," ujar Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (13/11/2017).

Menurut dia, beberapa bully justru bagus untuk menyosialisasikan program-programnya. Masyarakat menjadi ingin mencari tahu tentang program yang sedang menjadi bahan perbincangan.

Dari polemik pejalan kaki hingga rencana penataan Tanah Abang menjadi diperhatikan masyarakat. Begitu juga dengan masalah inovasi rute PT Transjakarta yang kini justru menjadi solusi alternatif warga.

"Apa yang akan dijalani oleh kami sekarang keangkat," kata dia.

Dia juga menilai bully sebagai bagian dari hiburan untuk netizen. Dia rela menjadi hiburan bagi netizen selama program-programnya dapat tersosialisasikan dengan baik.

"Jadi ada hiburan juga ya. Sekali-kali, netizen juga harus ada hiburan," kata Sandi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com