Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Periksa Kejiwaan Ibu yang Bunuh Anak Kandungnya

Kompas.com - 14/11/2017, 15:13 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi akan memeriksa kejiwaan NW (25), seorang ibu yang tega menganiaya anak kandungnya sendiri, GW (5) hingga tewas. Pemeriksaan kejiwaan itu dilangsungkan hari ini, Selasa (14/11/2017).

"Jadi untuk hari ini tersangka akan dibawa ke RS Polri Kramatjati, akan dilakukan pemeriksaan kejiwaan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Selasa.

Argo menambahkan, selama diinterogasi penyidik, NW tak menunjukkan gangguan jiwa. Kendati demikian, penyidik tetap perlu melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap NW.

"(NW) bisa jawab apa yang ditanyakan penyidik dan dia memberikan jawaban normal-normal saja," kata Argo.

Baca juga : Cerita Guru soal GW, Bocah yang Dibunuh Ibunya karena Sering Ngompol

Argo menjelaskan, dalam kasus ini, penyidik Polres Jakarta Barat telah memeriksa 11 orang saksi. Penyidik masih mengembangkan kasus penyiksaan ini.

Barang bukti kasus kematian GW (5) di tangan ibu kandungnya sendiri.Ridwan Aji Pitoko/KOMPAS.com Barang bukti kasus kematian GW (5) di tangan ibu kandungnya sendiri.
"Hari ini juga penyidik akan ke sekolahnya korban. Nanti kami akan tanyakan kegiatan sehari-hari korban. Kemudian penyidik akan ke TKP kembali karena dari penilaian penyidik masih ada barbuk yang tertinggal di sana sesuai keterangan tersangka," ucap Argo.

Hari Sabtu lalu, sekitar pukul 17.30, GW meregang nyawa di tangan ibu kandungnya. GW tewas di kamar indekos yang ia tinggali bersama ibunya dalam kondisi tangan dan kaki terikat. Kening GW terluka sayatan benda tajam.

Baca juga : Ibu yang Bunuh Anaknya karena Sering Ngompol Akan Dicek Kejiwaannya

Dari tempat kejadian perkara, polisi mengamankan sejumlah barang bukti berupa kantong plastik merah yang digunakan untuk menutup kepala korban, tali plastik warna hitam, pembasmi serangga semprot, dan gunting.

Alasan NW menganiaya GW sangat sederhana, ia kesal lantaran anaknya sering mengompol.

Menurut pelaku, GW berubah sikap beberapa bulan belakangan. GW disebut menjadi hiperaktif dan membuat pelaku kesal.

Baca juga : Seorang Ibu Aniaya Anaknya hingga Tewas karena Sering Ngompol

Kompas TV Polres Jakarta Barat sudah mengetahui motif penganiayaan yang menyebabkan kematian bocah lima tahun di Kebon Jeruk Jakarta Barat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com