Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKL Berbagi Tips Berbelanja Aman di Tanah Abang

Kompas.com - 17/11/2017, 16:31 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Pasar Tanah Abang merupakan salah satu kawasan belanja terbesar di Jakarta. Kawasan ini tak pernah sepi pengunjung. Ada pengunjung yang berbelanja ke dalam pasar, ada pula yang berbelanja di pedagang kaki lima (PKL) yang masih memenuhi trotoar di sana.

Ketika berbelanja, pengunjung juga perlu berhati-hati. Sebab, kawasan tersebut masih rawan tindak kriminal. Contohnya, belum lama ini seorang wartawati salah satu media nasional berinisial AG (21) mengalami aksi pemerasan oleh sejumlah orang yang disebutnya preman.

Berdasarkan keterangan beberapa pedagang kaki lima (PKL) yang dijumpai Kompas.com di Blok G, pengunjung diimbau untuk lebih waspada. Para preman biasanya beraksi pada sore menjelang malam hari, setelah selesai menarik jatah iuran harian dari para PKL.

"Mereka biasanya selesai narik iuran, kadang suka minum-minum sampai mabuk. Nah kalau sudah ada yang mabuk, suka rusuh, lebih hati-hati saja," kata Agus, salah seorang PKL di kawasan Tanah Abang (bukan nama sebenarnya) kepada Kompas.com di Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (17/11/2017).

Baca juga : Menjajal Jadi PKL di Trotoar Pasar Blok F Tanah Abang, Hasilnya...

Jalur pedestrian di seberang pintu keluar Stasiun Tanah Abang diokupasi PKL, pejalan kaki berjalan di badan jalan, Kamis (9/11/2017). Kompas.com/Sherly Puspita Jalur pedestrian di seberang pintu keluar Stasiun Tanah Abang diokupasi PKL, pejalan kaki berjalan di badan jalan, Kamis (9/11/2017).
Agus mengatakan, biasanya para preman itu mengincar perempuan yang berdandan mencolok atau ketika sedang terlihat kebingungan.

"Biasanya dipalak. Karena mereka juga enggak sendiri, pasti banyakan (dalam jumlah banyak)," ujarnya.

Baca juga : Dualisme Kuasa atas Ruang Sulitkan Pemprov DKI Benahi Tanah Abang

Oleh karena itu, sebaiknya pengunjung tidak berdandan mencolok maupun menggunakan perhiasan berlebih ketika berbelanja ke Tanah Abang.

Pedagang kaki lima (PKL) memenuhi trotoar di Pasar Tanah Abang, seberang Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sejumlah kendaraan umum pun diparkirkan hingga badan jalan, Rabu (25/10/2017).Kompas.com/Sherly Puspita Pedagang kaki lima (PKL) memenuhi trotoar di Pasar Tanah Abang, seberang Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sejumlah kendaraan umum pun diparkirkan hingga badan jalan, Rabu (25/10/2017).
Ani (bukan nama sebenarnya), salah seorang pedagang minuman di kawasan itu, mengungkapkan kasus pemerasan sering terjadi. Menurut dia, pemerasan sering terjadi di Blok G yang tidak terlalu ramai didatangi pengunjung.

Baca juga : Beragam Jenis dan Besaran Jatah Preman di Tanah Abang

"Sering (terjadi pemerasan) di sini, udah enggak kehitung jari. Ya paling sering cewek (jadi korban pemerasan), tapi cowok juga ada," tuturnya.

Agus dan Ani menyarankan para pengunjung berbelanja ke Tanah Abang pada pagi dan siang hari. Sebab saat itu preman masih sibuk menagih iuran ke PKL.

Kompas TV Salah satu pekerjaan rumah pemerintah provinsi DKI Jakarta adalah pembenahan kawasan Tanah Abang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com