Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompak Pakai Baju Merah, Warga Soraki Bos Pandawa Saat Tiba di PN Depok

Kompas.com - 20/11/2017, 15:23 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Para korban investasi bodong Koperasi Pandawa menghadiri sidang di depan Pengadilan Negeri (PN) Depok, Jawa Barat, Senin (20/11/2017). Mereka menyoraki bos Pandawa Group, Salman Nuryanto yang berada di dalam mobil tahanan saat tiba di PN Depok sekitar pukul 11.30.

Mereka yang sedang duduk di pelataran PN Depok langsung bergegas menuju ruang sidang.

"Ayo bu kita langsung ke ruang sidang, itu kayanya Salman yang dibawa," kata salah seorang wanita sambil mengajak rekan-rekannya untuk menuju ke ruang sidang, Pengadilan Negeri, Depok, Senin

Baca juga : Hadiri Sidang, Para Nasabah Koperasi Pandawa Berharap Uangnya Kembali

Menurut jadwal, sidang dimulai pada pukul 13.00 WIB. Mereka langsung duduk menempati kursi-kursi yang ada di luar sidang yakni Ruang Garuda. Para korban yang ingin menyaksikan sidang kompak mengenakan pakaian berwarna merah.

"Kita memang sudah janjian pake baju warna merah buat datang kesini (Pengadilan Negeri Depok)," kata Ida salah seorang korban Pandawa.

Menurut Ida, dengan memakai baju berwarna merah, supaya menunjukan bahwa korban-korban investasi bodong yang datang, berani untuk terus memperjuangkan pengembalian uang yang telah disetorkan ke Koperasi Pandawa.

"Biar terlihat tegas dan berani, kita menuntut hak kita," ucapnya.

Baca juga : Kurator Tagih Aset Pandawa Group Senilai Rp 1,5 Triliun dari Polisi

Korban investasi bodong Pandawa di depan Kantor Pengadilan Negeri Depok.IWAN SUPRIYATNA/KOMPAS.com Korban investasi bodong Pandawa di depan Kantor Pengadilan Negeri Depok.

Yayah yang juga menjadi korban investasi bodong mengaku mengenakan baju berwarna merah karena sebelumnya telah janjian dengan rekan-rekan sesama korban investasi bodong melalui aplikasi whatsapp group yang diikutinya.

"Info dari grup WA, kita janjian jam 11 pakai baju merah," tutur Yayah.

Hal serupa dilakukan Supri yang juga menjadi korban investasi bodong. Bahkan, Supri harus memakai baju yang dimiliki anaknya hanya untuk terlihat kompak dan senasib dengan kawan-kawan sesama korban investasi bodong.

"Pinjem baju anak ini mas, demi memperjuangkan hak kita," ucap Supri.

Pada 20 Februari 2017 lalu, Bos Pandawa Group Salman Nuryanto diamankan bersama sejumlah aset. Salman diketahui melarikan miliaran rupiah uang nasabahnya dan menggunakannya untuk membeli sejumlah aset.

Baca juga : Polisi Belum Temukan Aliran Dana First Travel ke Pandawa

Kasus Pandawa Group awalnya diselidiki oleh Polresta Depok, sesuai dengan lokasi markas Pandawa Group dan domisili mayoritas korbannya. Kasus itu kemudian dilimpahkan ke Polda Metro Jaya lantaran jumlah korban terus bertambah dan berasal dari berbagai wilayah.

Ratusan korban melapor ke Polresta Depok dan Polda Metro Jaya sejak beberapa bulan silam. Mereka tergiur oleh investasi bodong yang dijanjikan Pandawa Group.

Para korbannya mengalami kerugian yang bervariasi, dari belasan juta hingga miliaran rupiah. Salman Nuryanto, pendiri Pandawa Group disebut merugikan para nasabah hingga triliunan rupiah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com