JAKARTA, KOMPAS.com — Cuaca terasa cukup panas pada saat Kompas.com menyambangi Rusun Rawa Bebek yang terletak di Jalan Inspeksi Kanal Timur, Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur.
Sebelum berkeliling mengunjungi warga, Kompas.com terlebih dulu menemui petugas sekuriti dan pengelola rusun. Tidak seperti beberapa rusun biasanya yang pernah disambangi Kompas.com, pengamanan di rusun ini terbilang cukup ketat.
Di rusun ini terlebih dahulu Kompas.com diberikan name tag untuk dikalungkan selama berada di rusun. Selain itu, kartu identitas difoto dan KTP ditahan yang nantinya akan dikembalikan pada saat selesai meliput.
Setelah selesai meminta izin meliput, Kompas.com langsung berkeliling rusun. Saat berkeliling, tampak seorang ibu sedang membereskan galon air yang letaknya di kolong tangga Blok D.
Ibu tersebut bernama Sri Ningsih dan diketahui adalah korban gusuran Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara.
Baca juga: Warga Pasar Ikan Jadi Mayoritas Penunggak di Rusun Rawa Bebek
Awal mula Sri dan keluarganya digusur
Sri menceritakan, pada 11 April 2016, dirinya sedang berada di kediamannya yang terletak di RT 012 RW 004 Kampung Akuarium. Sri telah mengetahui bahwa permukiman yang ada di bantaran kali sekitar Kampung Akuarium akan digusur. Beberapa alat berat pun sudah berada di sekitar bantaran kali.
Karena kediamannya berada cukup jauh dari bantaran kali, Sri tidak khawatir rumahnya akan digusur. Namun, setelah meratakan bangunan yang ada di bantaran kali, rupanya alat berat juga menyisir rumah-rumah yang terdapat di dalam Kampung Akuarium.
Sri beserta anak dan suaminya yang pada saat itu belum sempat menyelamatkan harta bendanya, kecuali surat-surat berharga, hanya bisa melihat kediamannya dibongkar dan diratakan alat berat.
"Pak Lurah dan Pak Camat waktu itu bilang yang digusur itu yang di bantaran kali. Saya santai-santai saja, tetapi kok alat-alat berat itu malah menuju ke rumah, saya kaget," ujar Sri sambil mengingat peristiwa itu kepada Kompas.com, Selasa (28/11/2017).
Baca juga: Tunggakan Listrik dan Air di Rusun Rawa Bebek Mencapai Rp 890 Juta
Sri beserta suaminya yang bernama Lalu Yamin dan anak perempuannya bernama Asri Khozizah yang saat itu baru berusia 6 tahun tidak bisa berbuat banyak.
Mereka digiring masuk ke mobil truk untuk kemudian dipindahkan ke Rusun Rawa Bebek yang kala itu belum rampung pembangunannya.
"Kami tinggal di rusun yang sama sekali kosong, tidak ada kasur, tidak ada perabotan rumah tangga. Kami mau bawa barang-barang kami pun tidak bisa karena sudah habis dan hancur diratain buldoser," ucapnya.
Sri punya 43 kontrakan di Kampung Akuarium
Selain harta benda di kediamannya yang tak bisa dibawa, Sri hanya bisa meratapi ke-43 kontrakan miliknya yang juga ikut diratakan alat berat.