Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Kirim Orang ke Singapura untuk Belajar ERP

Kompas.com - 28/11/2017, 12:52 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah mengirim sejumlah utusannya untuk belajar penerapan eletronic road pricing (ERP) di Singapura.

"Ada dari Pemprov yang dikirim ke Singapura kemarin tanggal 7-11 November (2017) dan akan lebih banyak yang dikirim untuk melihat penerpan ERP yang di sana dan belajar untuk pastikan bagaimana nanti penerapannya untuk Jakarta," ujar Sandi di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (28/11/2017).

Sandi menilai, hal ini perlu dilakukan mengingat Singapura adalah negara yang telah puluhan tahun menerapkan sistem ERP. Ia berharap, sebelum pelaksanaannya nanti, Jakarta betul-betul mendapatkan pengalaman berharga mengenai keunggulan dan kendala penerapan ERP.

"Singapura menerapkan ERP (sejak) tahun 1974 dan sekarang sudah berjalan hampir 50 tahun, berarti ada pengalaman yang bisa kita dapat. Pengalaman baik ataupun pengalaman yang tidak terlalu baik. Nah tentunya bahagianya kami, kami bisa mempelajari dari penerapan ERP di Singapura," ujar Sandi.

Baca juga : Dua Belas Tahun Berpolemik soal Jalan Berbayar

Hari ini, Sandiaga menerima Duta Besar Singapura di Indonesia, Anil Kumar Nayar yang memfasilitasi kegiatan workshop dari penerapan ERP.

"Jadi hari ini kita ada follow up. Tahu kalau sudah digagas, dan tahun ini kita follow up lagi. Ini adalah pelatihan untuk mempersiapkan diri di 2018 kita akan menerapkan ERP," ujar Sandi.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (27/11/2017).KOMPAS.com/NURSITA SARI Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (27/11/2017).
Sandi mengatakan, hingga saat ini, Pemprov DKI masih terus menyelesaikan proses lelang, sehingga diharapkan pengadaan ERP dapat dilakukan segera.

Baca juga : Mengkaji Penerapan Jalan Berbayar Elektronik

"Prosesnya sekarang sedang berjalan ada Pak Sigit Wakadishub yang membidangi kita harapkan dalam 2018 kita selesaikan pengadaan lelangnya," sebutnya.

Sejak Joko Widodo masih menjabat sebagai gubernur, ERP sudah digadang-gadang menjadi solusi mengentas kemacetan Ibu Kota. Tidak hanya Jokowi, mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo juga pernah membahas mengenai program ini ketika masih menjabat.

Tiga gubernur berganti, tetapi program ini belum juga terealisasi. Pada era kepemimpinan Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono, pergub ERP pernah dikritik oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

Baca juga : ERP, Disinsentif Pencabutan Larangan Sepeda Motor di Jalan MH Thamrin

Ketua KPPU Syarkawi menilai, pergub tentang ERP dapat menahan dan mempersempit ruang persaingan yang ada pada tender. Sebab, penerapan sistem ERP yang diatur hanya menggunakan metode dedicated short range communication (DSRC).

Sandiaga Uno berjanji pemerintahannya akan melanjutkan rencana penerapan jalan berbayar itu. Kata dia, penerapan ERP sudah masuk dalam program kelompok kerjanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com