Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Helmi Membeli Senjata Api untuk Bunuh Istrinya

Kompas.com - 01/12/2017, 16:37 WIB
Stanly Ravel

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dokter Ryan Helmi pelaku penembakan dokter Lety yang merupakan istrinya sendiri di Klinik Az-zahra, Cawang, diketahui membeli senjata api melalui Facebook. Kepolisian membeberkan kronologi bagaimana Helmi bisa mendapatkan senjata api jenis revolver yang digunakan untuk menembak Lety sebanyak enam kali.

"Berdasarkan pemeriksaan, tersangka dapat senjata dari R yang dikontak pada 11 Oktober. R dan tersangka sepakat bertransaksi dengan nilai Rp 18 juta, karena dikirim jadi dikenakan biaya Rp 2 juta, totalnya Rp 20 juta," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta, Jumat (1/12/2017).

Pada 17 Oktober, senjata dikirim dan diterima Helmi dengan enam butir peluru jenis revolver. Beberapa hari kemudian, Helmi membeli amunisi sebanyak 12 butir Rp 1,4 juta. Ia membayar Rp 1,5 juta dengan tambahan ongkos kirim.

Baca juga : Helmi yang Tembak Istrinya di Klinik Beli Senjata Api Rp 18 Juta

Ryan Helmi, tersangka pembunuhan istrinya, dokter Lety jalani rekonstruksi, Kamis (23/11/2017).KOMPAS.com/Stanly Ryan Helmi, tersangka pembunuhan istrinya, dokter Lety jalani rekonstruksi, Kamis (23/11/2017).
Nico menjelaskan, instansinya sudah menangkap tersangka R di Banyuwangi. Kemudian penyidik mendalami dan mendapat satu nama lagi berinisial S di Surabaya yang memiliki toko online penjualan senjata airsoft gun.

Pada 25 November, S ditangkap di Villa Bukit Regency, Surabaya. Polisi menemukan barang bukti berupa dua pucuk revolver pabrikan kaliber 22, 13 senjata rakitan dari airsoft gun yang dimodifikasi, dan tujuh airsoft gun.

Baca juga : Helmi yang Tembak Istrinya di Klinik Beli Senjata Milik Seorang Dokter

"Barang bukti lainnya adalah amunisi yang kami hitung jumlahnya ada 1.750 dari kaliber 9 mm, 32 mm, dan 22 mm," kata Nico.

Berdasarkan hasil penyidikan, S mengaku telah menjual senjata kepada R.

"Kami selama pemeriksaan ini akan menerapkan kepada yang bersangkutan pasal 1 ayat 1 UU Darurat Nomor 12 tahun 1951 dengan ancaman pidana seumur hidup," kata Nico.

Instansinya juga akan berkoordinasi dengan pihak intelijen, bahwa S tidak memiliki izin untuk untuk menjual senjata api.

Kompas TV Polisi terus mendalami penyidikan kasus penembakan dokter Letty oleh suaminya sendiri dokter Ryan Helmi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com