Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Angkot Mau Lanjutkan Program OK Otrip tetapi Ada Syarat

Kompas.com - 20/02/2018, 14:44 WIB
David Oliver Purba,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah anggota koperasi angkutan kota (angkot) menyampaikan ketertarikan untuk melanjutkan kerjasama dengan program One Karcis One Trip atau OK Otrip (transportasi satu harga untuk satu kali perjalanan).

Program itu sudah mulai diuji coba sejak 15 Januari lalu dan uji coba akan berlangsung hingga pertengahan April nanti. Ada dua koperasi angkot yang telah mengikuti uji coba OK Otrip, yaitu Budi Luhur dan KWK.

Ketua Koperasi Budi Luhur Saut Hutabarat, Senin (19/2/2018),  mengatakan, pihaknya akan melanjutkan kerjasama tersebut dengan sejumlah syarat. Saut menginginkan, tarif rupiah per kilometer yang kini Rp 3.459,36 per kilometer dinaikan jadi Rp 3.700 per km.

Menurut Saut, tarif Rp 3.459,36 per km yang ditawarkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum menutupi biaya operasional. Pihaknya harus menggaji dua sopir untuk satu hari operasional. Saut juga menginginkan target perjalanan OK Otrip sejauh 190 km diturunkan menjadi 180 km.

"Kami akan tetap lanjut dengan catatan dilakukan revisi rupiah per km dan pencapaian 190 km itu kami turunkan lagi. Bukan ketidakmampuan tapi tingkat kemacetan yang semakin hari semakin parah itu saja," ujar Saut.

Baca juga : Sopir Angkot OK Otrip yang Bau Ketek dan Gondrong Akan Diberi Sanksi

Saut berharap agar dalam kontrak kerja sama baru nanti, Pemprov DKI Jakarta membantu menanggung biaya peremajaan angkot. Organda dan Dishub DKI Jakarta sebelumnya berencana melakukan peremajaan angkot di Jakarta.

Dengan adanya anggaran peremajaan oleh Pemprov DKI, para sopir angkot bisa melakukan cicilan tanpa takut menghabiskan seluruh uangnya untuk membayar cicilan dan memenuhi kebutuhan keluarga.

"Persoalan peremajaan itu dengan kondisi sekarang akibat online kan terpuruk. Kalau kami tidak tergabung dalam layanan transjakarta mungkin bagi pemilik ya koperasi-koperasi itu akan kesulitan melakukan cicilannya karena beberapa leasing enggan untuk melakukan beberapa pembiayaan," kata Saut.

"Kalau istilahnya kami masuk transjakarta walaupun masih ada menambah cicilan tapi kami ada kepastian pendapatan karena kami diikat dengan kontrak layanan," ujar Saut.

Pelaksana tugas Ketua Koperasi Wahana Kalpika (KWK) Abdul Gofur menyampaikan hal serupa. Gofur berharap ada perubahan tarif rupiah per kilometer saat OK Otrip benar-benar dijalankan.

"Sampai hari ini tetap berminat dengan catatan menguntungkan dan ada peningkatan paling tidak evaluasi tiga bulan ini. Ini ada harapan dilihat dari hasilnya sekarang mungkin ada perubahan tarif. Namanya evaluasi kan ada yang diharapkan," ujar Abdul.

Program OK Otrip telah beroperasi di sejumlah rute, yaitu OK2 untuk rute Kampung Melayu-Duren Sawit, OK3 rute Lebak Bulus-Pondok Labu, OK4 rute Grogol-Angke, OK5 rute Semper-Rorotan, dan OK6 rute Kampung Rambutan-Pondok Gede.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com