Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Kegiatan Warga Binaan di Panti Sosial Kedoya

Kompas.com - 08/03/2018, 07:02 WIB
Rima Wahyuningrum,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya, Jakarta Barat menjadi salah satu panti yang menampung Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang ditertibkan Dinas Sosial DKI Jakarta.

Penampungan hanya bersifat sementara dengan batas waktu yang telah ditentukan.

Kepala Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Masyudi mengatakan, setelah ditampung, warga binaan sosial (WBS) akan disalurkan berdasarkan klasifikasi.

Baca juga: Ditemukan Telantar di Cawang, Nenek Elli Minta Tinggal di Panti Sosial

"Berdasarkan SK Kepala Dinas, maksimal 30 hari dan minimal 21 hari. Karena kami sifatnya penampungan sementara. Contohnya kalau hasil penertiban lansia terlantar, kan, klasifikasinya sudah jelas, kami kirimkan ke panti werda," kata Masyudi kepada Kompas.com, Rabu (7/3/2018).

Saat ini, panti tersebut menampung 280 orang dari kapasitas 200 orang.

Masyudi mengatakan, dalam satu hari, bisa mencapai 10 PMKS hasil penertiban Dinas Sosial yang datang.

"Overload sudah biasalah," ujarnya.

Baca juga: Kerap Berhalusinasi, Lansia Ini Dibawa ke Panti Sosial

Penampungan ini dilakukan berdasarkan tindak lanjut Peraturan Gubernur Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum.

Pergub ini melarang setiap orang mengemis, mengamen, atau bahkan melakukan kegiatan mengelap kaca dengan berharap imbalan.

Menyusuri panti sosial

Suasana aula tempat warga binaan laki-laki di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Kedoya, Jakarta Barat pada Rabu (7/3/2018).RIMA WAHYUNINGRUM Suasana aula tempat warga binaan laki-laki di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Kedoya, Jakarta Barat pada Rabu (7/3/2018).
Berdasarkan pantauan Kompas.com pukul 10.00 - 12.30, warga binaan laki-laki dan perempuan dipisah dalam dua ruangan berbeda berjeruji besi.

Memasuki area hunian mereka, aroma obat seperti rumah sakit menyengat indera penciuman.

Memasuki area hunian laki-laki, beragam tingkah laku warga binaan segala usia. Ada anak-anak belasan tahun hingga orang tua yang menginap di ruangan berukuran 5 x 8 meter.

Baca juga: Panti Sosial Kelebihan Kapasitas, Djarot Minta Pemerintah Pusat Bangun RSJ

Tak banyak barang-barang yang ada di dalamnya. Hanya beberapa kasur tak bersarung dan lainnya sedang dijemur di luar ruangan.

"Nama saya Billy, Mbak. Saya dimasukkan ke panti karena ketahuan mengamen. Ibu saya di Purwokerto sama adik saya di kampung, bapak saya kerja di hotel," kata Billy yang diketahui orang dengan masalah kejiwaan (ODMK).

Halaman:


Terkini Lainnya

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com