Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Calon Wali Kota Bekasi Ricuh, Seorang Pendukung Dikeluarkan

Kompas.com - 03/05/2018, 16:12 WIB
Setyo Adi Nugroho,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Ketegangan mewarnai jalannya debat kedua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Bekasi, Kamis (3/5/2018).

Pasalnya pendukung pasangan calon nomor urut 1 Rahmat Effendi dan Tri Adhianto Tjahyono emosi mendengarkan jawaban calon wali kota nomor urut 2 Nur Supriyanto yang dinilai menyerang pribadi Rahmat.

Kejadian bermula saat sesi tanya jawab kedua calon mengenai permasalahan transportasi di kota Bekasi.

Baca juga: Nur Singgung Masalah Gereja Santa Clara dalam Debat Publik Paslon Wali Kota Bekasi

Nur mempertanyakan kelanjutan program TransPatriot, padahal sudah ada bus yang siap beroperasi, tetapi mangkrak karena program ini tidak berjalan. 

Ia juga melihat persoalan anggaran yang nantinya dapat menghambat kelanjutan program tersebut.

"Ada persoalan apa dari sisi perencanaan (selama) tiga tahun, ini karena tidak adanya rencana induk. Makanya saya minta tanggapannya (Rahmat Effendi) karena tidak mungkin multi moda dengan kondisi saat ini," ucap Nur di Bekasi, Jawa Barat.

Pertanyaan Nur kemudian dijawab Rahmat.

Baca juga: Pendukung Paslon Wali Kota Bekasi Beradu Yel-yel di Lokasi Debat

Menurut dia, permasalahan TransPatriot selesai saat wali kota melimpahkan ke badan usaha daerah dan badan aset daerah untuk dilaporkan ke DPRD.

"Soal TransPatriot pun, di Palembang dan di Yogya itu bahkan (tidak beroperasi) sampai 2-3 tahun. Soal anggarannya, barangnya sudah dibeli," kata Rahmat.

Nur menanggapi jawaban Rahmat. Menurut dia, jawaban Rahmat tidak sesuai jiwa kepemimpinan.

Baca juga: Wali Kota Bekasi Tak Keberatan Beri Insentif Polisi RW, asal...

Nur menilai Rahmat melepaskan tanggung jawab pengelolaan ke pihak lain.

"Saya berharap Pak Rahmat akan menjawab. Saya pemimpin, saya akan selesaikan (masalah TransPatriot). Kalau saya, saya sebagai pemimpin akan selesaikan sistemnya, baik buat masyarakat siapa pun pengelolanya," ujar Nur.

Pendukung Rahmat yang tidak terima jawaban Nur kemudian berteriak dan memprotes hal tersebut.

Baca juga: Wali Kota Bekasi Sebut Proyek yang Dibiayai DKI Segera Rampung

Panitia kemudian memanggil petugas keamanan dan mencoba menenangkan pendukung paslon nomor urut 1.

Situasi tidak juga reda hingga petugas keamanan terpaksa mengeluarkan seorang pendukung yang dianggap pemicu keributan dari lokasi debat. 

Kericuhan mereda setelah Rahmat dan Tri Adhianto Tjahyono menenangkan pendukungnya.

Baca juga: Wali Kota Bekasi Sebut Proyek yang Dibiayai DKI Segera Rampung

Debat kemudian dilanjutkan kembali dengan pembahasan seputar transportasi, lingkungan hidup, dan kependudukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com