Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis dan Maaf ST dalam Rekonstruksi Pembunuhan Calon Pengantinnya

Kompas.com - 17/05/2018, 08:46 WIB
Rima Wahyuningrum,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - ST (25) terus menundukkan kepalanya saat memasuki rumah LR (41) yang terletak di Jalan Alaydrus, Petojo, Gambir, Jakarta Pusat pada Rabu (16/5/2018). Kemarin, sekitar pukul 10.35 WIB, ST berada di sana untuk menjalani rekonstruksi pembunuhan yang dilakukannya kepada calon pengantinnya itu.

Ia hadir mengenakan pakaian berwarna oranye, kedua tangan diborgol, dan sebagaian wajahnya ditutupi masker. Beberapa anggota kepolisian menggiringnya memasuki rumah dan dua orang polisi bersenjata berjaga di depan pagar rumah.

Rekonstruksi digelar secara tertutup, dan wartawan hanya bisa menyaksikan dari halaman rumah. Hanya adegan saat ST tiba di rumah bersama LR dan saat membawa mayat LR ke dalam mobil, yang bisa disaksikan wartawan.

Baca juga: Polisi Gelar Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Calon Pengantin

Dalam rekonstruksi ini, polisi menggunakan peran pengganti dan patung manekin untuk sosok LR. Di rumah yang jadi lokasi pembunuhan itu, tersangka menjalani 19 adegan.

''Dari adegan dalam rekonstruksi kali ini ada 19 adegan. Tersangka melaksanakan cukup bagus, tidak ada kendala apapun yang tadi kita lihat,'' kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Pusat, AKBP Tahan Marpaung, Rabu.

Selanjutnya, ST langsung dibawa ke lokasi di mana dia membakar jenazah LR di pantai Desa Karang Serang, Mauk, Kabupaten Tangerang. Perjalanan ditempuh sekitar 1,5 jam dari Gambir ke sana.

Perjalanan menuju lokasi rekonstruksi pembakaran memasuki kawasan perkampungan. Bantaran sawah, hutan, dan rawa-rawa masih terlihat di bibir jalan sebelum sampai pantai.

Setibanya di lokasi ST membakar LR, tersangka melakukan rekonstruksi untuk tiga lokasi yaitu saat di Tambora mengajak 4 orang karyawan konfeksi pamannya, Mal Gajah Mada untuk membersihkan diri, dan membakar mayat calon istrinya.

4 orang karyawan yang dijadikan saksi yakni AZ (21), YD (18), EB (22) dan AR (23), hadir dalam rekonstruksi.

Tidak ada fakta baru

Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Pusat Kompol Aprima Suar mengatakan, total rekonstruksi mulai dari pembunuhan hingga pembakaran korban berjumlah 44 adegan.

Baca juga: Jalani Rekonstruksi, Wajah Pembunuh Calon Pengantin Luka Lebam

"Inilah ending perilaku pembunuhan korban LR sebelum dibuang sempat dibakar, artinya ada usaha tersangka ingin menghilangkan barang bukti setelah dibakar, diseret, dan sempat dibuang jauh ke tengah (laut), tapi ombaknya ke pinggir (pantai) dan ditemukan warga," kata Aprima.

ST (25) menjalani rekonstruksi pembunuhan LR (41) kekasihnya di pantai Desa Karang Serang, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Rabu (16/5/2018).RIMA WAHYUNINGRUM ST (25) menjalani rekonstruksi pembunuhan LR (41) kekasihnya di pantai Desa Karang Serang, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Rabu (16/5/2018).

Ia mengatakan, tidak ada fakta baru dalam rekonstruksi yang digelar. ST dan para saksi melakukannya sesuai dengan pengakuan mereka.

"Kita meluruskan alur cerita sehingga dari (jalan) Alaydrus (Gambir), mal Gajah Mada Plaza, Tambora, dan kemari (Mauk), kita sinkronisasikan sesuai keterangan tersangka," kata dia.

ST membunuh LR pada Kamis (3/5/2018) setelah menggelar foto prewedding. Mereka berseteru soal perbedaan status ekonomi dan biaya perikahan yang akan digelar Agustus mendatang.

Baca juga: Sebelum Dibunuh, Calon Pengantin Bertengkar soal Biaya Pernikahan Rp 250 Juta

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com