Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadis Kesehatan DKI Akui Permintaan Ambulans Berlebih

Kompas.com - 28/06/2018, 11:42 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto mengakui permintaan ambulans melebihi ketersediaan ambulans yang ada.

Ini yang menyebabkan operator 112 dan Dinas Kesehatan DKI selektif dalam melayani permohonan ambulans.

"Kita tuh ambulans padat banget. Makanya kami juga mau menambah jumlah ambulans," kata Koesmedi kepada Kompas.com, Rabu (27/6/2018).

Baca juga: Prosedur Pesan Ambulans Sertakan Fotokopi KTP dan KK Akan Dievaluasi

Koesmedi mengatakan, saat ini, ambulans disiagakan untuk test event Asian Para Games.

Selain itu, juga untuk pilkada serentak pada 27 Juni 2018.

Menurut Koesmedi, ini membuat pihaknya selektif melayani permohonan ambulans hanya dari warga DKI.

Baca juga: Kadis Kesehatan DKI Kaget Ada Warga Dipersulit Pesan Ambulans

"Kadang memang teman di ambulans juga mengalami masalah. Kadang (pasien) enggak punya KTP DKI, enggak punya KK, mereka jadi susah mempertanggungjawabkan," ujarnya. 

Bahkan di lingkungan DKI sendiri, Koesmedi mengaku pihaknya sering "dipaksa" melayani warga.

"Misalnya di puskesmas ada orang meninggal pinjam ambulans. Padahal, kan, enggak boleh dicampur ambulans orang sakit sama orang mati. Kadang kami digerebek," ujar Koesmedi.

Baca juga: Mau ke IGD Pakai Ambulans tetapi Diminta Fotokopi Dulu? Keburu Wafat Mama Saya

Alasan ini membuat pihak 112 dan Dinas Kesehatan meminta KTP dan KK warga.

Sebelumnya, Haldi, seorang warga Tambora, Jakarta Barat, mengeluhkan pelayanan ambulans Dinas Kesehatan DKI Jakarta yang menyulitkan.

Ketika akan membawa ibunya berobat ke rumah sakit pada Selasa (26/6/2018) malam, Haldi dimintai fotokopi KTP dan KK. 

Baca juga: AXA Mandiri Sumbang Darah dan Motor Ambulans untuk PMI

Haldi bercerita fotokopi itu diminta diserahkan ketika ambulans datang ke rumah.

Kendati ia sudah menjelaskan ibunya dalam keadaan darurat, operator 112 tetap menuntut agar ada fotokopi KK dan KTP.

Operator menolak memotret KK dan KTP atau memfotokopinya nanti di rumah sakit.

Baca juga: Tim Rugbi Wanita Ini Dorong Ambulans 5 Ton demi Selamatkan Rekannya

Kecewa, Haldi akhirnya membawa ibunya ke RSUD Tarakan menggunakan transportasi online.

Iaerharap Pemprov DKI mengevaluasi mekanisme permohonan ambulans.

Atas keluhan ini, Koesmedi berjanji akan mengevaluasi prosedur pelayanan ambulans. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com