Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pak Bowo, Rehab Sekolah yang Ramai di Koran Itu Bagaimana?"

Kompas.com - 11/07/2018, 17:57 WIB
Jessi Carina,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi E DPRD DKI Jakarta bertanya kepada Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Bowo Irianto dalam rapat kasus rehab 119 sekolah yang kini menjadi kasus hukum.

Awalnya, rapat tersebut hanya membahas soal pertanggungjawaban APBD 2017.

Namun, kemudian Ketua Komisi E Syahrial bertanya hal lain.

Baca juga: Penyelidikan Kasus Rehab Sekolah Bermula dari Dugaan Markup Anggaran

"Tunggu Pak Bowo belum selesai, satu lagi pertanyaan tentang rehab sekolah yang ramai di koran itu bagaimana?" ujar Syahrial di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (11/7/2018).

Bowo kemudian menyerahkan kepada Kepala Suku DInas Pendidikan Jakarta Pusat Wilayah II Ida Subaidah untuk menjawab pertanyaan Syahrial.

Sebab program rehab 119 sekolah itu ada pada suku dinas masing-masing wilayah.

Baca juga: Penjelasan Kadisdik DKI soal Kegiatan Rehab Sekolah yang Terancam Batal Dilaksanakan Tahun Ini

"Untuk rehab berat ada sudin yang bisa menyampaikan? Bu Ida? Ini perwakilan dari sudin terkait permasalahan rehab silakan menyampaikan," ujar Bowo.

Ida pun menjelaskan bahwa rehab berat sekolah di 119 lokasi dilakukan secara konsolidasi oleh PT Murni Konstruksi Indonesia (PT MKI).

Lelang proyek ini memang berlarut-larut sampai diulang tiga kali.

Baca juga: Banggar DPRD: Lebih Penting Rehab Sekolah daripada Beli Tanah

"Sehingga waktu pelaksanaannya sangat pendek yaitu hanya 104 hari," ujar Ida.

Hingga akhir masa kontrak pada 20 Desember 2017, belum semua sekolah bisa diselesaikan dengan baik.

Dinas Pendidikan kemudian memberikan tambahan waktu hingga 30 Desember.

Pembayaran pun dilakukan pada 20 Desember sesuai bobot pekerjaan yang telah dilakukan. Pada 31 Desember, semua pengerjaan dinyatakan sudah selesai.

Baca juga: Anggaran Rehab Sekolah di DKI Tahun Ini Capai Rp 500 Miliar

"Kemudian ketika ada pekerjaan, itu kebetulan SD Tanah Tinggi di wilayah Jakarta Pusat wilayah II, itu memang ada pekerjaan yang sifatnya terburu buru. Jadi mungkin yang sudah terpasang copot, rusak, ngecat juga cuma asal ngecat," kata Ida. 

Ida mengatakan, hal itu kemudian ramai di pemberitaan. Padahal, kewajiban PT MKI tidak selesai setelah 31 Desember saja.

Setelah itu, ada masa pemeliharaan selama 6 bulan.

Baca juga: Banyak Nilai Tak Masuk Akal, Tahun Ini Ahok Tiadakan Program Rehab Sekolah

Ida mengatakan, kerusakan seperti itu bisa diperbaiki PT MKI pada masa 6 bulan tersebut. Menurut Ida, sebenarnya tidak ada masalah administrasi proyek rehab sekolah ini.

"Secara admimistrasi sebenarnya kami sudah lengkap, cuma mungkin pemberitaan ini kadang mengambil sampel yang tidak pas. Mungkin yang sempat viral itu ya misalnya baut diganti las," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com