Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bapak Saya Sudah Enggak Ada, Saya Pasrah, tetapi Pelakunya Harus Dihukum..."

Kompas.com - 08/11/2018, 19:01 WIB
David Oliver Purba,
Icha Rastika

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Anak JST, H, berharap polisi segera menangkap pelaku pembunuhan ayahnya itu.

H berharap pelaku mendapat hukuman yang setimpal dengan apa yang dilakukannya terhadap JST.

"Saya rasa itu ya polisi bisa bekerja. Bapak saya sudah enggak ada, saya enggak bisa...Itulah saya pasrah, tetapi harus ada hukuman," ujar H saat dihubungi Kompas.com, Kamis (8/11/2018).

Baca juga: Kronologi Sopir Taksi Online yang Hilang hingga Tewas Mengambang

H yakin, kematian ayahnya karena dibunuh. Hal tersebut terlihat dari kondisi jenazah JST saat ditemukan.

Jenazah JST ditemukan dengan tangan dan kakinya yang terikat di sekitar Sungai Ciracap, Kelurahan Kuta Baru, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Rabu (7/11/2018).

Selain itu, ada batu pemberat yang diduga untuk menenggelamkan jenazah ke sungai.

Saat ditemukan, pria yang diperkirakan telah tewas selama dua hari itu mengenakan kemeja garis-garis berwarna ungu, celana panjang kain berwarna hitam, dan tali pinggang berwarna hitam.

Pihak keluarga H yakin bahwa jenazah tersebut merupakan anggota keluarganya, JST, yang tak pulang sejak 5 November.

Sebelum menghilang, JST yang berprofesi sebagai sopir taksi online dari Grab itu mengantarkan seorang penumpang berinisial Y dari Duta Harapan Indah, Jakarta Utara menuju Kapuk Pasar Alam, Jakarta Barat. Pukul 22.44, ponsel JST tidak aktif.

Baca juga: Jenazah Mengambang di Tangerang Diduga Sopir Taksi Online yang Hilang

Kapolsek Pasar Kemis Kompol Ucu Syarifulloh membenarkan bahwa jenazah pria yang ditemukan mengambang di sekitar Sungai Ciracap merupakan sopir taksi online berinisial JST yang dikabarkan menghilang sejak Senin pekan ini.

"Sudah ada titik temu. Keluarga korban sudah datang. Iya yang (sopir taksi) online," ujar Ucu saat dikonfirmasi Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com