Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suara Nelayan Kerang Hijau di Utara Jakarta soal Reklamasi

Kompas.com - 20/12/2018, 13:39 WIB
Ardito Ramadhan,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Komunitas nelayan dinilai menjadi pihak yang paling terdampak akibat adanya proyek pulau reklamasi di utara Jakarta.

Keberadaan gundukan tanah berhektare-hektare di atas perairan Teluk Jakarta membuat para nelayan kesulitan mencari ikan dan biota laut lainnya.

Senin (17/12/2018), Kompas.com bertemu sejumlah nelayan kerang hijau di Kampung Kerang Ijo, Muara Angke, Jakarta Utara. Mereka mengakui, mencari kerang setelah ada reklamasi tidak semudah dahulu.

Khalil (51) sudah 26 tahun tinggal di Kampung Kerang Ijo dan berprofesi sebagai nelayan kerang. Ia merasakan betul sulitnya mencari kerang sejak reklamasi dimulai pada 2013 lalu.

Baca juga: Perjalanan Panjang Reklamasi Teluk Jakarta, dari Soeharto hingga Anies

"Dampak yang paling parah reklamasi terhadap nelayan itu banyak cara kehidupan nelayan yang dirusak, bukan zonasinya saja, banyak cara aktivitas nelayan kami yang dibunuh," kata Khalil.

Khalil membeberkan, ada banyak aktivitas nelayan yang berubah karena sulitnya mencari kerang selepas adanya proyek reklamasi.

Salah satunya adalah biaya bahan bakar yang membengkak karena para nelayan harus berlayar lebih jauh demi mencari kerang hijau. 

Penyebabnya, area tempat hidupnya kerang hijau dan berbagai biota laut lainnya kini sudah ditimbun pulau hasil reklamasi.

"Yang biasa dihuni oleh ikan-ikan disukai untuk makannya, tempat dia beristirahat menaruh telur itu rusak, dimusnahkan oleh pulau," ujar Khalil.

Khalil bercerita, kini ia harus menghabiskan sedikitnya 12 liter bensin untuk mencari kerang. Padahal, sebelumnya dengan 4 liter bensin saja dia sudah bisa menemukan kerang dengan jumlah yang lebih banyak.

Keluh kesah serupa juga disampaikan oleh Dodo, nelayan yang 20 tahun lebih mencari nafkah di perairan Teluk Jakarta.

Baca juga: Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Mengembangkan Pulau Reklamasi

Ia mengaku, jumlah kerang yang diperolehnya dalam satu hari berkurang hingga 20 persen.

Sejumlah pekerja menyelesaikan proyek pembangunan Pulau C, Jakarta, Rabu (18/07/2018). Proyek pembangunan Pulau C hasil reklamasi masih berlanjut walau Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyegelnya pada Juni 2018 lalu.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Sejumlah pekerja menyelesaikan proyek pembangunan Pulau C, Jakarta, Rabu (18/07/2018). Proyek pembangunan Pulau C hasil reklamasi masih berlanjut walau Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyegelnya pada Juni 2018 lalu.

"Sebelum reklamasi, bisa dapat 50 ember. Satu ember dagingnya saja dua kilogram, kalau lagi bagus. Sekarang, satu hari 40 ember, berkurang 20 persen, ukuran dagingnya juga mengecil," kata Dodo.

Kendati demikian, Dodo mengaku bersyukur karena setelah proyek reklamasi dihentikan, dirinya sedikit lebih mudah mencari kerang hijau.

"Reklamasi berjalan mah ini kerang mati semua, karena airnya mengandung air obat, enggak bagus. Ini sudah mendingan setelah reklamasi enggak jalan karena kerang hidup lagi," kata dia.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Megapolitan
DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

Megapolitan
7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

Megapolitan
Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang "Itu Jarinya Buntung"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com