Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KALEIDOSKOP 2018: Kasus Premanisme di Ibu Kota

Kompas.com - 31/12/2018, 21:17 WIB
Rima Wahyuningrum,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Premanisme merupakan salah satu tindak kriminal di Jabodetabek yang menjadi sorotan sepanjang 2018.
 
Berdasarkan catatan Kompas.com, ada 3 kasus premanisme yang menjadi sorotan, yakni premanisme di kawasan Cengkareng, Kali Besar, dan Kalideres. 
 
Adapun aksi-aksi premanisme tersebut melibatkan petugas keamanan dan kelompok preman. Berikut empat aksi premanisme yang Kompas.com rangkum selama 2018: 
 
1. Preman Cengkareng berkedok sekuriti
 
Kasus ini berawal dari video di Facebook milik Rendi Puguh Gumilang pada Minggu (26/8/2018) yang mengunggah tiga orang menampilkan para preman menagih uang kepada pemilik Ruko Seribu Cengkareng, Jakarta Barat. 
 
"Para preman berkedok sekuriti ini ditengarai memeras hingga puluhan juta rupiah selama bertahun-tahun di kompleks Ruko Seribu Cengkareng. Apabila warga tidak membayar, akan dirusak fasilitas ruko bahkan bangunan yang ada," tulis keterangan unggahan tersebut.
 
Para pemilik ruko dimintai uang oleh para preman secara paksa Rp 350.000 per bulannya.
 
Mereka beralasan, uang tersebut untuk biaya keamanan dan kebersihan dengan mengatasnamakan perusahaan.
 
 
Kasat Reskrim Jakarta Barat AKBP Edy Suranta Sitepu mengatakan, salah satu pemilik ruko baru diminta membayar Rp 24 juta.
 
 
Para preman juga tak segan merusak konstruksi jembatan milik pemilik ruko baru karena menolak membayar uang yang diminta.
 
"Dia baru beli ruko, terus mau bangun jembatan di depannya. Terus ditagih hampir Rp 24 juta lebih itu. Katanya (pemilik ruko) yang dulu belum dibayar juga padahal bukan punya dia, tetapi ditagih ke orang yang beli sekarang ini," kata Edy di Mapolres Jakarta Barat, Rabu (27/8/2018).
 
Akibatnya, polisi menangkap 7 orang preman yang dinilai kerap meminta uang kepada pemilik ruko.
 
Mereka dikenakan pasal berlapis yaitu Pasal 170 KUHP tentang Kekerasan terhadap Orang atau Barang di Muka Umum, Pasal 368 KUHP tentang Pemerasan, dan Pasal 335 KUHP tentang Pemaksaan Orang Lain untuk Melakukan atau Tidak Melakukan Sesuatu dengan Kekerasan.
 
2. Calon pengantin bayar biaya pre-wedding di Kali Besar
 
Pasangan calon pengantin diperas oleh preman di Kali Besar, Tamansari, Jakarta Barat saat mengecek lokasi untuk pemotretan pre-wedding pada Minggu (26/8/2018).
 
AH (30) dan pasangannya dimintai uang oleh preman dengan alasan sewa lapak. 
 
Adapun AH dan pasangan berencana melakuan foto pre-wedding pada 29 Agustus 2018 dengan bantuan jasa fotografer. 
 
"Premannya nanya keperluannya apa. Terus kalau mau foto prewedding, diminta uang Rp 500.000," kata AH, Minggu. 
 
 
Ia mengaku heran karena menilai Kali Besar dan Kota Tua adalah kawasan wisata gratis untuk umum.
 
Menurut dia, banyak pengunjung kawasan yang berfoto dengan kamera digital dan diperbolehkan tanpa pungutan biaya.
 
3. Kelompok preman Hercules kuasai lahan warga
 
Kelompok preman yang tergabung dalam Kelompok Hercules ditangkap oleh Polres Metro Jakarta Barat karena diduga menguasi lahan milik PT Nila Alam yang terletak di Jalan Daan Mogot KM 18, Kalideres, pada Agustus-November 2018.
 
Polisi telah menangkap anggota kelompok itu hingga Hercules. 
 
"Ada (buktinya) dia (Hercules) memimpin, di plang itu (yang terpasang di lokasi) ada penguasaan lapangannya. Ada (nama Hercules di plang). Penguasaan lapangannya (oleh) Hercules," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Edy Suranta Sitepu, Kamis (22/11/2018). 
 
Setelah menangkap para anggota kelompok pada Selasa (6/11/2018), polisi menangkap Hercules pada Rabu (21/11/2018) di rumahnya di komplek Kebon Jeruk Indah, Kembangan, Jakarta Barat. 
 
 
Selanjutnya, polisi menggeledah rumah Hercules pada Rabu malam dan menemukan barang bukti berupa surat kuasa untuk penyelidikan.
 
Tak butuh waktu lama, polisi menetapkan Hercules sebagai tersangka dan menahannya pada Kamis (22/11/2018).
 
Sementara itu, polisi telah melengkapi penyerahan berkas milik Hercules. Penyerahan diberikan ke Pengadilan Negeri Jakarta Barat untuk kemudian diselidiki.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com