Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Penganiayaan Anak Berkebutuhan Khusus di Bekasi dan Bantahan Pihak Sekolah

Kompas.com - 13/02/2019, 10:36 WIB
Dean Pahrevi,
Dian Maharani

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Seorang guru di Sekolah Dasar (SD) Islam Al-Fajri, Jakasampurna, Kota Bekasi dilaporkan ke polisi pada Sabtu (9/2/2019) atas dugaan melakukan penganiayaan terhadap anak berkebutuhan khusus berinisial JMH (11).

Mulanya, JMH diketahui mengalami luka lebam pada kakinya, Kamis (7/2/2019). Ayah JMH, M Sugih (43) mengira luka tersebut akibat digigit serangga. Namun, JMH mengaku luka tersebut akibat dicubit oleh gurunya berinisial HR (40).

"Pas diklarifikasi saya informasi, saya tanya anak saya pelan-pelan. 'Ini kenapa?' dia bilang ini dicubit sama pak HR. Karena anaknya berkebutuhan khusus. Anak saya bilang sudah sering begini," kata Sugih saat dikonfirmasi, Selasa (12/2/2019).

Untuk mengetahui penyebab kaki JMH terluka, Sugih membawa anaknya ke salah satu Rumah Sakit swasta. Hasil dari Rumah Sakit, diketahui luka JMH akibat terbentur benda tumpul.

Baca juga: Seorang Anak Berkebutuhan Khusus Diduga Dianiaya Guru di Bekasi

Diduga karena tak bawa buku matematika

Lalu, pada Jumat (8/2/2019) Sugih mendatangi sekolah untuk meminta klarifikasi dan penjelasan terkait kejadian yang menimpa anaknya. Saat didatangi, pihak sekolah mengaku tidak pernah menggunakan kekerasan dalam mendidik murid-muridnya.

Kepada ayahnya, JMH mengaku dianiaya HR karena tidak membawa buku matematika. Sugih pun meminta pihak sekolah untuk mengakui dan meminta maaf kepada keluarganya. Namun sekolah menolak karena tidak merasa melakukan kekerasan pada JMH.

"Jadi gara-gara enggak bawa buku Matematika, saya bawa ke RS dia mau. Dapat lah hasil dari RS, benturan benda tumpul, merah-merah atau gimana tapi bukan visum," ujar Sugih.

Merasa tidak mendapatkan hasil yang diinginkan, Sugih akhirnya melaporkan kejadian yang menimpa JMH ke pihak kepolisian pada Sabtu (9/2/2019). Kini kasus itu masih dalam proses penyelidikan pihak Polres Metro Bekasi Kota.

Baca juga: Pihak Sekolah Bantah Ada Guru Aniaya Siswa Berkebutuhan Khusus di Bekasi

Diminta menulis cacatan harian

Sugih menjelaskan, JMH terakhir masuk sekolah pada Senin (11/12/2019). Usai itu, Sugih tidak ingin anaknya bersekolah di sekolah itu dan memutuskan untuk pindah sekolah.

Dia pun kaget saat pulang sekolah, JMH diminta pihak sekolah untuk menulis catatan harian mengenai kejadian yang menyakitkan fisik yang pernah dialami. Hal ini aneh bagi Sugih, sebab sebelumnya JMH tak pernah disuruh membuat catatan harian seperti itu.

"Sebelumnya enggak pernah ada. Setahu saya, biasanya kalau ada menuliskan agenda harian, hari ini misalnya dia (JMH) ngapain aja, cuma kemarin itu dia disuruh nulis kejadian yang menyakitkan fisik," kata Sugih.

Dalam catatan harian JMH, dia menulis bahwa pernah dipukul oleh teman sekelasnya, dicubit oleh ayahnya, dan lainnya.

Melihat hal ini, Sugih langsung telepon pihak sekolah dan menanyakan hal tersebut. Namun pihak sekolah mengaku hal itu hanya tugas biasa dan bukan hanya JMH yang ditugaskan untuk mengerjakan.

Baca juga: Wali Kelas Bantah Aniaya Muridnya yang Berkebutuhan Khusus di Bekasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com