Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Food Street" Pulau D Terancam Ditertibkan, Begini Respons Pedagang

Kompas.com - 13/02/2019, 20:55 WIB
Ardito Ramadhan,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pedagang usaha makanan dan minuman di "Food Street" Pulau D atau Pantai Maju mengaku tidak tahu menahu mengenai perizinan yang dipermasalahkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Sejumlah pedagang yang ditemui Kompas.com pada Rabu (13/2/2019) sore berharap, Pemprov DKI tidak menutup usaha mereka yang baru dibuka pada akhir Desember 2018.

"Kalau memang pemerintah mau dukung orang kecil, ya tidak ditutuplah. Soalnya kami dapat tempat di sini buat usaha juga sudah syukur, sekarang kalau mau cari tempat lain susah," kata Yuli, pemilik kios pempek.

Baca juga: DKI Imbau Pengelola Food Street Pulau Reklamasi Urus Izin

Yuli menuturkan, uang sewa di "Food Street" terbilang murah, terlebih ia tidak dibebani iuran keamanan atau kebersihan seperti di tempat-tempat lain.

Ia menyebut, dagangannya terbilang laku setiap harinya.

Yuli mengaku tidak begitu mengetahui legalitas lahan pulau reklamasi, karena ia baru menyewa tempat berdagangnya sepekan sebelum "Food Street" dibuka.

Baca juga: Anies: Food Street di Pulau Reklamasi Tak Berizin, Harus Ditertibkan

"Saya enggak ngerti, saya cuma ke kantor pengelola buat tes makanan doang. Cuma itu saja, enggak macam-macam. Selama ini juga aman-aman saja, enggak ada Satpol PP," ujar Yuli.

Kekhawatiran yang sama juga disampaikan Jaja, seorang pedagang es tebu.

Ia khawatir akan kehilangan pekerjaannya bila "Food Street" terpaksa ditutup.

Baca juga: Sekda DKI Sebut Izin Food Street di Pulau Reklamasi Bisa Sambil Jalan

Sebab, kata Jaja, pekerjaan sebagai pedagang es tebu mesti dilakoninya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

"Seandainya nanti ditutup dampaknya memang ke pekerjanya yang akan susah lagi buat cari kerja. Sekarang, kan, enggak gampang, Bang, cari pekerjaan," kata Jaja.

Sementara itu, penjaga toko pisang goreng bernama Andry mengaku hanya bisa pasrah apabila "Food Street" terpaksa ditutup karena tersandung masalah izin.

Baca juga: Pemprov DKI Akan Bina Pedagang UMKM di Food Street Pulau Reklamasi

"Saya sih terserah Bos, kalau Bos tanggapannya bagaimana, saya enggak tahu. Kami sih namanya kerja mah jualan saja, saya enggak begitu paham mengenai surat izin atau bagaimana, itu urusannya Bos," ujar Andry. 

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapat laporan "Food Street" tidak berizin. Oleh karena itu, Anies menyebut area tersebut seharusnya sudah ditertibkan.

"Menurut mereka (Food Street) tidak ada izin, harusnya sudah ditertibkan," kata Anies di Lapangan IRTI, Monas, Jakarta Pusat, Senin (11/2/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com