Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stasiun MRT Bunderan HI Ditutup, Penumpang Rela Panas-panasan Menunggu

Kompas.com - 03/04/2019, 15:42 WIB
Cynthia Lova,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pintu masuk Stasiun MRT Bunderan HI, Jakarta Pusat ditutup lantaran penumpang membeludak, Rabu (3/4/2019).

Rata-rata penumpang ingin menghabiskan waktu libur dengan naik MRT.

Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Rabu pukul 14.30 WIB, para penumpang rela berdiri di bawah terik matahari menunggu pintu masuk dibuka.

Ada pula yang duduk di anak tangga dan pinggiran Stasiun Bunderan HI.

Baca juga: Mengapa Penumpang MRT Masih Antre Tiket di Loket?

Para penumpang memadati Halte Transjakara Bunderan HI demi menaiki transportasi canggih ini.

Salah satunya Gita, warga Kemayoran, yang berlibur bersama keluarganya. Ia mengaku telah menunggu pintu stasiun dibuka sejak setengah jam yang lalu.

“Sudah dari setengah jam yang lalu sih nunggu dibuka lagi (Pintu Stasiun) soalnya emang tadi di bawah penuh banget kasihan anak-anak juga ketabrak-tabrak tadi saking penuhnya,” ucap Gita di Stasiun Bunderan HI, MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (3/4/2019).

Gita mengatakan, hari ini ia dan keluarganya sudah naik satu rute dari Stasiun Bunderan HI-Lebak Bulus. Namun, anak-anaknya ketagihan sehingga minta naik lagi.

“Sudah naik tadi pagi, terus istirahat dan sekarang mau naik MRT lagi, anak-anak senang,” ucap Gita.

Sementara itu, Toni, warga Tanah Abang yang baru pertama kali naik MRT, tampak tak masalah jika harus panas-panasan menunggu dan bayar MRT setengah harga.

“Oh tidak masalah kan saya emang sudah niat naik MRT, tunggu dibuka saja,” ucap Toni.

Antrean loket mengular panjang di Stasiun MRT Lebak Bulus pada Selasa (2/4/2019) sore.KOMPAS.com / VITORIO MANTALEAN Antrean loket mengular panjang di Stasiun MRT Lebak Bulus pada Selasa (2/4/2019) sore.

Menurut dia, naik MRT dari Stasiun Bunderan HI lebih terasa jalan-jalannya dibanding dari stasiun lainnya.

“Kan Stasiun Bunderan HI central-nya ya, jadi pasti cobanya dari ujung ke ujung karena baru pertama kali juga si mba naik ini,” ucap Toni.

Senada dengan Toni, Dedi Ferdiansyah, warga Cengkareng ini, mengaku sekaligus mengedukasi anaknya dengan naik MRT.

Baca juga: Cara MRT Memaksa Penumpang Tak Buang Sampah

Ia pun mengapresiasi karya anak bangsa dengan adanya transportasi canggih ini.

Menurut dia, wajar masyarakat antusias ingin naik MRT ini lantaran belum adanya transportasi secanggih ini di Indonesia.

“Kalau di luar negeri kan udah dari pulihan tahun lalu ya ada MRT dan Indonesia baru sekarang. Jadi menurut saya hal yang wajar ya warga antusias ingin coba karyanya anak bangsa,” ucap dia.

Ia juga berharap pihak PT MRT segera meneruskan pembangunan fase berikutnya.

“Ya semoga dipercepat tahap keduanya. Jadi kan gak terpaku di stasiun Bunderan HI saja ya semua numpuk jadi bisa terbagi-bagi penumpangnya,” ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Megapolitan
Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Megapolitan
Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Megapolitan
Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Megapolitan
Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Megapolitan
Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Megapolitan
Mantan Karyawan Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris untuk Bayar Utang Judi dan Beli Motor

Mantan Karyawan Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris untuk Bayar Utang Judi dan Beli Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com