Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Sunter Jaya Minta APK Segera Dicopot karena Bikin Kumuh dan Membahayakan

Kompas.com - 15/04/2019, 15:16 WIB
Tatang Guritno,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Alat Peraga Kampanye masih terpasang di kawasan Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Berdasarkan pantauan Kompas.com Senin (15/4/2019) pukul 14.00 WIB, sejumlah APK masih terpasang di sekitar permukiman warga, tepatnya di Jalan Sunter Bentengan II, Jalan Sunter Bentengan Raya, serta Kampung Warna Warni di RW 01 Kampung Warna Warni Sunter Jaya.

Seorang warga bernama Yusuf (18) menyebutkan keberadaan APK yang masih terpasang mengganggu pemandangan. Hal itu karena kondisi APK kebanyakan sudah rusak, dengan bolong, robek, dan kotor.

"Ya kalau menurut saya lebih baik dicopot, karena masa kampanye sudah selesai juga. Apalagi kalau dilihat kondisi (APK) sudah jelek, mengganggu pemandangan," ujar Yusuf.

Baca juga: Sebanyak 1.169 APK Ditertibkan di Kepulauan Seribu

Senada dengan Yusuf, Kosim (30) pengendara motor yang melewati Jalan Sunter Bentengan Raya menyebut APK yang belum dicopot mengotori lingkungan jalan.

"Segera diberesin aja lah, karena kalau lewat jalan ini kesannya jadi kotor dan kumuh karena APK itu," ujar Yusuf.

Keberadaan APK yang tak kunjung dicopot ternyata juga sempat mencelakai seorang penumpang ojek online (ojol) Minggu (14/4/2019) kemarin.

Informasi itu disampaikan seorang warga bernama Dharma (24) ditemui di Jalan Sunter Bentengan II.

Dharma menceritakan, sebuah baliho rubuh dan menimpa pengendara ojol bersama penumpangnya.

Baca juga: Masa Tenang, Alat Peraga Kampanye Masih Bertebaran di Bekasi

"Ada baliho jatuh menimpa penumpang ojol kemarin malam. Kepalanya kena dan mesti dijahit sampai 13 jahitan," sebut Dharma.

Menurut Dharma, keberadaan APK membahayakan karena saat ini wilayah sekitar Sunter Jaya sering mengalami angin kencang. Sehingga kondisi APK yang sudah terpasang sejak lama, sangat mungkin roboh dan membahayakan pengguna jalan.

"Karena sudah lama, APK ini kondisi ikatannya sudah tidak kencang. Karena ada yang cuma dipasang di bambu dan diikat, kalau hujan angin APK bisa roboh," jelasnya.

Adapun Dharma berharap APK yang berada di sekitar permukiman warga bisa segera dicopot, seperti yang terjadi dipinggir jalan raya.

"Ya kalau masa (kampanye) sudah selesai lebih baik dicopot lah," pungkasnya.

Sebagai informasi dalam masa tenang kampanye Pemilu 2019 dimulai sejak Minggu kemarin hingga hari pencoblosan Rabu (17/4/2019) nanti.

Bawaslu menyebutkan seluruh APK di ruang publik harus sudah tercopot saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Aksi Gila Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Gila Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com