Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Pembunuh Satu Keluarga di Bekasi: Benci Korban hingga Tak Niat Membunuh

Kompas.com - 30/04/2019, 09:57 WIB
Dean Pahrevi,
Dian Maharani

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Terdakwa kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi, Harris Simamora jalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Bekasi, Jawa Barat, Senin (29/4/2019).

Sidang dengan agenda pemeriksaan keterangan terdakwa itu dilakukan karena sudah tidak ada lagi saksi dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang dihadirkan dalam sidang.

Pantauan Kompas.com, sidang dimulai pukul 14.30 WIB, nampak juga hadir pihak keluarga korban untuk menyaksikan jalannya sidang.

Dalam sidang tersebut, majelis hakim memberikan pertanyaan kepada Harris seputar kejadian kasus itu.

Harris membenci Daperum sejak lama

Harris mengaku sudah membenci korban bernama Daperum Nainggolan sejak lama. Rasa benci itu dia pendam sejak lama. Benci itu timbul karena sikap Daperum kepadanya.

Dalam sidang, Harris bercerita, sejak Daperum menikah dengan korban bernama Maya Boru Ambarita yang merupakan saudara dari Harris pada tahun 2014, Daperum kerap memarahi dan menghina Harris.

Baca juga: Pembunuh Satu Keluarga di Bekasi Mengaku Membenci Korban Sejak Lama

"Saya sudah tidak suka dengan abang (Daperum) semenjak dia nikah dengan kakak (Maya Boru) saya," kata Harris dalam sidang lanjutan di PN Bekasi, Senin kemarin.

Pada akhirnya, Harris membunuh korban beserta keluarganya, lantaran sakit hati akibat perkataan Daperum.

Harris nekat membunuh Daperum dan keluarganya di rumah korban, Jalan Bojong Nangka II, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi pada 12 November 2018 lalu.

Sidang lanjutan terdakwa kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi, Haris Simamora di Pengadilan Negeri Bekasi, Senin (29/4/2019).KOMPAS.com/DEAN PAHREVI Sidang lanjutan terdakwa kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi, Haris Simamora di Pengadilan Negeri Bekasi, Senin (29/4/2019).

Tidak Niat Membunuh

Usai muncul perkataan yang menyakiti hati Harris, dia mengaku, timbul rasa benci dalam hati kepada Daperum. Dia pun menatap mata Daperum selama lima menit sebagai tanda kebencian yang dipendamnya.

"Lalu, saya minum dulu ke dapur dan liat di bawah wastafel ada benda (linggis) itu, hati saya panas sama abang," ujar Harris.

Saat mengambil linggis tersebut, Harris mengatakan rasa kesal dalam dirinya sudah tak terbendung. Sehingga dia nekat memukul kepala bagian belakang Daperum yang sedang tidur sebanyak tiga kali.

Maya yang sedang tidur di samping Daperum pun terbangun. Harris lanjut memukul Maya hingga tewas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com