Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikan dari Sungai Berbusa di Marunda Disebut Aman Dikonsumsi

Kompas.com - 02/05/2019, 20:39 WIB
Tatang Guritno,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Dampak Lingkungan Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara Suparman mengatakan, ikan di aliran Kanal Banjir Timur, tepatnya di sekitar Pintu Air Weir 3 Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, masih aman dikonsumsi. 

Padahal, busa memenuhi aliran air di sana. 

"Masih aman (konsumsi ikan) di situ. Masih banyak penjala dan pemancing ikan bertebaran mencari ikan, meski di atas air berbusa. Selama ini juga belum ada keluhan orang sakit perut dan keluhan lainnya setelah mengonsumsi ikan dari situ, jadi masih dalam batas aman untuk dikonsumsi," ujar Suparman, Kamis (2/5/2019). 

Baca juga: Limbah Rumah Tangga Penyebab Munculnya Busa di Pintu Air di Marunda

Meski demikian, pihaknya tak menampik adanya kandungan deterjen pada air di kali tersebut.

Menurut dia, selama biota air masih dapat hidup, berarti baku air masih dalam ambang batas wajar.

"Kalau memang (pencemaran) sudah sangat tinggi, biota air tidak bisa bertahan hidup di situ," katanya. 

Baca juga: Busa di Kali Item dan Rencana DKI Atur Usaha Cuci Mobil dan Laundry

Suparman mengatakan, busa timbul akibat limbah rumah tangga.

Ia berharap pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal dapat menjadi solusi, terutama untuk limbah rumah tangga.

"Karena DKI Jakarta belum punya IPAL komunal untuk limbah rumah tangga. Jadi limbah itu langsung dibuang ke sungai, tanpa diolah dulu oleh warga," ucap Suparman.

Baca juga: Pintu Air Weir 3 Marunda Berbusa, Warga Merasa Tak Terganggu

Ia mengatakan, busa di kali tersebut bukan berasal dari limbah rumah tangga warga sekitar.

"(Limbah rumah tangga) di Jakarta Utara sama sekali tidak ada yang masuk ke KBT, tetapi itu hulunya di Cipinang, tambah lagi masuk ke Pondok Ungu, hanya transit muaranya di Utara," ujarnya. 

Kemunculan busa disebabkan turbulensi, yakni bercampurnya debit air tinggi dengan air yang mengandung deterjen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com