BEKASI, KOMPAS.com — Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Bekasi meningkat drastis, yakni 610 kasus, pada periode Januari-Mei 2019.
Angka itu sudah mendekati jumlah kasus DBD yang terjadi sepanjang 2018 yang berjumlah 629 kasus. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bekasi mengatakan, jumlah kasus tertinggi terjadi pada Maret 2019, yakni 200 kasus.
"Bulan Januari ada 75 kasus, Februari 53 kasus, Maret 200 kasus, April 152 kasus, dan Mei 130 kasus. Ada kematian itu pada Maret sebanyak 2 orang, bulan lainnya tidak ada," kata Dezi saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (25/6/2019).
Dia menjelaskan, kasus DBD paling banyak terjadi di wilayah Kecamatan Bekasi Utara. Menurut dia, faktor meningkatnya kasus DBD sepanjang lima bulan terakhir adalah perubahan. Selain itu, kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan juga masih kurang.
Baca juga: Tidak Biasanya, Kasus DBD Kini Meningkat di Musim Kemarau
"Kepadatan penduduk di Kota Bekasi kan cukup tinggi sehingga perlu dijaga semua saluran supaya tidak menjadi sarang nyamuk," ujar Dezi.
Meski jumlah kasus DBD meningkat drastis, Dezi menyebut penurunan angka kasus DBD menurun pada Juni ini. Pihaknya pun terus melakukan pencegahan DBD agar jumlah kasus menurun.
Hingga kini, Dinkes Kota Bekasi terus menyosialisasikan masyarakat dan petugas fogging agar bekerja sesuai mekanisme.
"Kami juga akan terus mendorong puskesmas untuk berkoordinasi dengan lurah dan camat untuk terus bisa melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara berkala," ujar Dezi.
Baca juga: Musim Pancaroba, Warga Diminta Waspadai DBD dan Diare
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.