Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Bekasi Akui Kurang Tenaga Kebersihan Monitor Kali Pisang Batu

Kompas.com - 01/08/2019, 17:23 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Kali Pisang Batu di Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi kembali dicemari sampah, Kamis (1/8/2019). Meski demikian, cemaran sampah tak sampai sepadat 2018 lalu, saat tutupan Kali Pisang Batu bisa diinjak manusia.

Berdasarkan pengamatan Kompas.com di lokasi, Kamis, aliran Kali Pisang Batu mulai tertutup sampah anorganik yang ditaksir merupakan sampah rumah tangga.

Sampah tersebut bercampur dengan tutupan tanaman eceng gondok dan mengumpul di sekitar jembatan kali. Tampak sisa jelaga di pinggir sungai yang diperkirakan bekas pembakaran sampah-sampah tersebut.

Baca juga: Dulu Penuh Sampah, Sekarang Kali Pisang Batu Bekasi Berbusa

Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi Dodi Agus Supriyanto mengatakan, pihaknya kekurangan personel untuk menjaga Kali Pisang Batu di Kecamatan Tarumajaya beberapa hari ke belakang.

"Kami tidak bisa melototin setiap orang yang buang sampah ke sana. Kembali lagi ke RT dan RW segala macam, tolong ditertibkan masyarakatnya yang buang sampah ke kali, kasih sanksi tegas," jelas Dodi saat dihubungi, Kamis.

Dodi menyebut, pihaknya hanya sanggup mengerahkan tujuh orang personel di sekitar tanggul Kali Pisang Batu.

Di samping itu, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng di Kabupaten Bekasi yang sudah overkapasitas sejak tiga tahun belakangan membuatnya perlu memutar otak untuk mengatasi tutupan sampah Kali Pisang Batu, juga kali-kali lainnya.

"Kalau kita beli mobil banyak, pimpinan bakal kabulkan, tapi mobil kan enggak bisa masuk juga karena TPA Burangkeng overload. Dengan keterbatasan anggaran dan SDM yang ada, inilah kita," ujar Dodi.

Baca juga: Sempat Bersih, Kali Pisang Batu Kembali Dipenuhi Sampah

Endang (55), seorang warga Desa Pahlawan Setia, Tarumajaya mengaku sering melihat para petugas dinas kebersihan berpatroli di sekitar kali dan rutin membersihkan aliran. Namun, ia tak menampik bila petugas kurang.

"Rutin di sini dibersihin, diangkut, kalau enggak mah bisa tinggi. Cuma ya enggak tentu datangnya, kemarin empat, kemarinnya lagi lima (petugas). Sekitar satu bulan setelah waktu itu diangkut, ngumpul lagi ke sini (sampah). Sampah-sampah lama semua ini," Endang menjelaskan saat ditemui Kompas.com.

Sebagai informasi, Kali Pisang Batu sempat jadi sorotan dunia karena alirannya tertutup sampah dengan kepadatan tinggi pada 2018 silam. Januari 2019, ratusan ton sampah diangkut dari kali.

Tutupan sampah anorganik yang kerap memenuhi aliran kali di Kabupaten Bekasi terbilang ironis, sebab fenomena ini tak hanya terjadi sekali-sekali. Sebelumnya, Kali Bahagia atau Kali Busa di Kecamatan Babelan juga jadi sorotan karena alirannya tertutup sampah.

Baca juga: Sejumlah Media Asing Soroti Lautan Sampah Kali Pisang Batu Bekasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com