Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Jalur Sepeda di DKI Belum Ramah bagi Pesepeda

Kompas.com - 29/10/2019, 13:19 WIB
Dean Pahrevi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Transportasi Azaz Tigor Nainggolan mendukung rencana pembangunan jalur sepeda yang akan dilakukan Pemprov DKI.

Pemprov DKI menganggarkan Rp 73,7 miliar untuk pembangunan jalur sepeda pada 2020. Namun, anggaran tersebut sepakat ditunda realisasinya oleh DPRD DKI.

Menurut Azaz, anggaran sebesar itu harus dimanfaatkan untuk memperbaiki fasilitas jalur sepeda yang ada.

Jalur sepeda yang ada saat ini dinilainya belum ramah terhadap pesepeda.

Baca juga: DPRD DKI Pertanyakan Lonjakan Anggaran Pembangunan Jalur Sepeda hingga Rp 73,7 M

Azaz mengatakan, seharusnya jalur sepeda terjaring seluruhnya dan tidak ada yang terputus. Sebab, jalur sepeda yang tersambung nantinya dapat memberikan keamanan pesepeda.

"Saran saya adalah agar Pemprov DKI Jakarta membuat jaringan jalur sepeda jadi jangan terputus. Karena kalau terputus, kasihan nanti dia perlindungannya tidak ada. Jadi harus berjaring, jalannya harus tersambung, kan sekarang masih ada yang terputus," kata Azaz saat dihubungi Kompas.com, Selasa (29/10/2019).

Selain itu, Pemprov DKI juga harus membuat aturan yang jelas serta tegas untuk melindungi hak pesepeda.

Dia melihat, saat ini jalur sepeda masih kerap dilintas pengendara sepeda motor bahkan dijadikan tempat parkir.

"Harus ada aturannya yang tegas dan jelas, sehingga itu dibuat rambu. Kan kalau kita lihat sekarang masih banyak pesepeda motor yang masuk, bahkan jadi tempat parkir. Ketegasan penegakan itu yang penting. Sehingga betul-betul (pesepeda) dilindungi, saya setuju. Terus ada sosialisasi yang baik," ujar Azaz.

Baca juga: Denda Tilang Pelanggar Jalur Sepeda Sebesar Rp 500.000

Pemprov DKI terpaksa menunda pembangunan jalur sepeda pada 2020. Penundaan itu disepakati oleh DPRD Komisi B saat rapat dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta tentang pembahasan Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020.

Kesepakatan itu ditunda lantaran Komisi B ingin mengetahui rencana induk pembangunan jalur sepeda secara keseluruhan.

Mereka juga mempertanyakan mengapa tiba-tiba anggaran itu melonjak naik. Anggaran jalur sepeda masuk dalam anggaran Pemeliharaan Prasarana Rekayasa Lalu Lintas di koridor busway.

Awalnya terlihat anggaran itu semula Rp 4,4 miliar, lalu ada penambahan Rp 69,2 miliar hingga total anggarannya menjadi Rp 73,7 miliar.

Baca juga: Sepekan Uji Coba, Jalur Sepeda di Jalan Pemuda Masih Jadi Tempat Parkir Motor

Anggota DPRD juga meminta Dishub DKI menyiapkan master plan jalur sepeda itu. Jika tak bisa menunjukkan master plan, anggaran akan dicoret.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syarif mengatakan, pihaknya sudah memiliki master plan.

“Target kita 500 kilometer jalur sepeda tahun 2022 selesai, tahun ini (2019) kami targetkan selesai 69 kilometer sehingga tambahan ini akan digunakan untuk membangun secara bertahap,” ujar Syafrin.

Ia menjelaskan, lonjakan anggaran menjadi Rp 73,7 miliar lantaran program itu kini menjadi prioritas Pemprov DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com