Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LIPI Teliti Cemaran Mikroplastik di Perairan di Selatan Pulau Jawa

Kompas.com - 18/11/2019, 13:26 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan pelayaran ke luar zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia yang berada di selatan Pulau Jawa untuk melakukan pengukuran oceanografi.

Sembari melakukan pengukuran tersebut, para peneliti juga akan mengukur cemaran mikro plastik di perairan Samudera Pasifik tersebut.

"Kami akan melihat mikroplastik bagaimana macamnya, bagaimana dinamika dia di dalam alam, itu akan kami lihat secara detail," kata Plt Kepala Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI Nugroho Dwi Hananto di Pelabuhan Nizam Zachman, Muara Baru, Jakarta Utara, Senin (18/11/2019).

Baca juga: Mikroplastik Ditemukan di Salju Kutub Utara, Kok Bisa?

Nugroho menyampaikan, mereka pertama-tama akan mengambil sampel air di beberapa titik perjalanan mereka dari Jakarta, Selat Sunda, Samudra Pasifik, hingga Banyu Wangi.

Kemudian sampel-sampel tersebut akan diekstrak untuk mengetahui keberadaan mikroplastik hingga berapa besar kandungannya.

"Kami bisa lihat, termasuk dampak kepada biota lautnya," ujar Nugroho.

Setelah adanya data mengenai kandungan plastik di selatan Pulau Jawa, hal itu akan menjadi dasar penelitian lain untuk mitigasi keberadaan mikroplastik sebagai bentuk pencegahan.

Nugroho menjelaskan, saat ini LIPI belum memiliki gambaran pencemaran laut akibat mikroplastik di Indonesia.

"Kalau kami lihat pola arusnya bisa dari mana-mana, tidak dari Indonesia saja, kami ingin petakan mikroplastik ya, dari Indonesia atau dari mana dari luar negeri. Karena kan arus lalu lintas Indonesia terdiri dari Pasifik dan Samudra Hindia," ucap Nugroho.

Namun, penelitian mengenai mikro plastik itu setidaknya butuh dua hingga tiga tahun untuk mengetahui bagaimana hasilnya.

Sebelumnya, peneliti Lipi bekerja sama dengan The First Institute of Oceonography dari Cina, Departement of Athmospheric and Ocean Science University of Maryland, Amerika Serikat, dan Sejumlah Universitas yang ada di Indonesia melakukan penelitian laut dalam di Samudera Pasifik.

Penelitian yang dilakukan adalah mengumpulkan data oceonografi berupa kecepatan arus lintas dan suhu di laut dalam selatan Pulau Jawa.

Hasil dari penelitian ini bertujuan untuk memvalidasi prediksi satelit terkait anomali iklim seperti El Nino dan La Nina yang terjadi di dunia.

Pelayaran akan berlangsung dua tahap, yang pertama dimulai hari ini sampai 24 Desember 2019 yang meliputi wilayah Jakarta, menuju Selat Sunda, terus ke Samudra Hindia dan bersandar di Banyuwangi.

"Kemudian dari Banyuwangi kami ada pelayaran kedua, dari Banyuwangi kami berlayar ke Selat Makassar, dari Selat Makassar kami kembali ke Jawa," ujar Nugroho.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com