JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana penertiban lapak pedagang pisang di Jalan Raya Pisangan Lama, Kelurahan Pisangan Timur, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur yang terkena proyek pembangunan double-double Track (DDT) kereta api menuai keluhan para pedagang pisang.
Para pedagang mengaku hanya diberi waktu dari tanggal 18 November ini hingga akhir bulan untuk mengosongkon lapak. Mereka menyatakan, waktu yang diberikan sangat mepet dan tidak cukup untuk mencari tempat lain atau memindahkan dagangannya.
Pemerintah Kota Jakarta Timur memang menawarkan tempat berdagang baru, yakni di Pasar Klender. Namun, para pedagang menolak hal itu karena di sana dinilai sepi pengunjung dan mereka khawatir kehilangan pelanggan.
Baca juga: Pedagang Pisang di Pisangan Lama Tolak Relokasi ke Pasar Klender
Benarkah pemberitahuan tentang relokasi sangat mepet?
Camat Pulogadung, Bambang Pangestu mengatakan, tanah yang menjadi lokasi lapak para pedagang milik Kementerian Perhubungan. Saat proyek DDT dimulai tahun 2015, para pedagang masih diberikan kesempatan untuk berjualan di sana.
Tahun 2017, pemerintah kota telah sosialisasikan kepada para pedagang agar segera mengosongkan tempat itu. Sebab, proyek DDT akan melewati tempat para pedagang pisang itu.
"Tahun 2017, kami pernah sosialisasi lagi dan putusannya mereka direlokasi ke Pasar Klender. Mereka merasa keberatan karena sepi, ya kami bertahap," kata Bambang saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (24/11/2019).
Karena itu, Bambang membantah pihaknya memberikan waktu yang mepet bagi pedagang untuk mengosongkan lapak.
Menurut dia, pemerintah sudah memberikan waktu dari 2017. Mereka juga ditawarkan tempat baru, yaitu Pasar Klender.
"Dari 2017 sudah kami ingatkan, dari 2015 malah, proyek DDT malah sudah dimulai," ujar Bambang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.