Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi, Warga Demo di Kantor DPRD Kota Bekasi Minta Audit Kartu Sehat

Kompas.com - 18/12/2019, 21:19 WIB
Vitorio Mantalean,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Polemik penangguhan dan evaluasi program Kartu Sehat berbasis Nomor Induk Kependudukan (KS-NIK) kembali memantik unjuk rasa di Kota Bekasi.

Berdasarkan pengamatan Kompas.com, Rabu (18/12/2019) petang, pengunjuk rasa kali ini mengaku tergabung dalam Aliansi Kawan Intelektual Bekasi (AKIB), Mahasiswa Universitas Bhayangkara, Kawan Intelektual Bekasi Bersatu (KIBB) dan HMI Komisariat.

Mereka berunjuk rasa di depan gedung DPRD Kota.

Jumlah mereka tak sampai puluhan. Tak sampai 2 jam berunjuk rasa, mereka bubar.

Para pengunjuk rasa memuat berbagai aspirasinya terkait polemik KS-NIK.

Salah satunya meminta DPRD mencabut surat edaran pemberhentian sementara KS-NIK pada 2020 yang dikeluarkan oleh Walikota Bekasi Rahmat Effendi.

Lebih jauh, secara khusus mereka mendesak DPRD Kota Bekasi agar mengaudit program KS-NIK yang telah 1 tahun lebih berjalan, dengan membentuk Panitia Khusus (Pansus) KS-NIK dan melibatkan unsur pemuda dan mahasiswa.

Baca juga: Gugatan Aturan Jokowi soal Kartu Sehat ke MA Atas Nama 56 Warga, Bukan Pemkot Bekasi

"Jangan liburan sebelum mengaudit KS-NIK," tulis mereka dengan tinta merah dalam spanduk yang mereka bentangkan selama unjuk rasa.

Koordinator aksi, Bongsu Syahputra mengatakan, desakan mengaudit program KS-NIK merupakan hasil surat balasan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait Permohonan Pertimbangan KS-NIK di Kota Bekasi, DPRD Kota Bekasi.

"DPRD Kota Bekasi harus segera mengaudit terhadap Program KS-NIK selama periode tahun anggaran 2018-2019, karena bagaimana pun itu menggunakan APBD yang mana adalah uang rakyat," ujar Bongsu kepada wartawan, Rabu petang.

"Nanti hasilnya disampaikan kepada masyarakat Kota Bekasi. Ini bukti kesungguhan DPRD Kota Bekasi untuk menindaklanjutinya," lanjut dia.

Dalam beberapa pekan terakhir, program KS-NIK di Kota Bekasi menuai polemik menyusul larangan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah menyelenggarakan jaminan kesehatan yang tumpang tindih dengan BPJS Kesehatan.

Baca juga: Puluhan Perempuan Demo DPRD Kota Bekasi, Minta Program Kartu Sehat Dilanjutkan

Program KS-NIK dianggap tumpang tindih dan mesti dilebur dalam BPJS Kesehatan oleh Presiden RI Joko Widodo melalui Perpres Nomor 82 Tahun 2018.

Namun, Pemerintah Kota Bekasi berseberangan pendapat. Melalui Tim Advokat Patriot, Perpres itu digugat ke Mahkamah Agung karena dianggap melangkahi kewenangan pemerintah daerah yang diatur dalam Undang-undang Nomor 33 tahun 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com