BEKASI, KOMPAS.com - Kota Bekasi menjadi salah satu wilayah paling parah terdampak banjir di Jabodetabek sejak Rabu (1/1/2020) lalu.
Hinga saat ini belum semua wilayah di Bekasi pulih. Berbagai sekolah masih dilanda kerusakan, sejumlah perumahan masih terendam lumpur.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menetapkan status tanggap darurat bencana di wiayah itu hingga Senin (13/1/2020) depan.
"Akan kami evaluasi sampai Senin depan. Kalau masalah lumpur dan sampah masih belum selesai juga, maka akan kami perpanjang masa tanggap darurat bencananya," kata Rahmat kepada wartawan Senin sore di Perumahan Pondok Gede Permai.
Baca juga: Bekasi Kerahkan 275 Truk Angkut Sampah Banjir di Perumahan Warga
Rahmat menyebutkan, urusan lumpur yang masih menggenangi perumahan warga dan sampah sisa banjir menjadi fokus utama selama masa tanggap darurat bencana tersebut.
Pihaknya juga akan fokus mengurusi 89 titik tanggul Kali Bekasi yang jebol diterjang banjir.
"Pokoknya seminggu dari sekarang, rehabilitasi lumpur dan sampah harus selesai," kata dia.
Jumlah pengungsi akibat banjir yang merendam nyaris 70 persen wilayah Kota Bekasi mencapai hampir 150 ribu orang, berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Angka pengungsian itu terbanyak dibandingkan wilayah-wilayah lain di Jabodetabek dan Kabupaten Lebak, Banten.
Baca juga: Saat Wali Kota Susuri Kali Bekasi 8 Kilometer Selepas Bencana Banjir
BNPB juga mencatat ada 9 orang meninggal akibat banjir di Kota Bekasi, setara dengan jumlah korban meninggal dunia di Lebak, Banten.
Data-data itu membuat Kota Bekasi dan Kabupaten Lebak ada di urutan kedua kategori wilayah dengan catatan tertinggi jumlah korban tewas akibat banjir setelah Kabupaten Bogor (16 jiwa).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.