Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir di Bekasi Berulang, Pengamat: Tidak Heran, Dulunya Itu Rawa

Kompas.com - 28/02/2020, 10:46 WIB
Cynthia Lova,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Sejak awal tahun 2020, Kota Bekasi kerap dilanda banjir saat intentensitas hujan tinggi. 

Sebut saja banjir di tanggal 1 Januari, 8 Februari, dan 25 Februari 2020.

Pengamat Tata Kota, Nirwono Joga mengatakan, banjir di Bekasi disebabkan permukimannya yang saat ini ditempati warga dulunya adalah setu atau rawa-rawa.

Baca juga: KCIC hingga Tol Kalimalang Dianggap Penyebab Banjir, Ini Solusi Pemkot Bekasi

Sehingga dengan makin banyaknya permukiman yang terbangun di Bekasi, setu maupun rawa-rawa itu lama kelamaan menghilang.

Akibatnya Bekasi kekurangan resapan air ketika debit air hujan dan menyebabkan banjir di Bekasi.

“Untuk kota Bekasi permukiman yang terdampak banjir sebenarnya tidak mengherankan karena permukan tersebut dibangun di atas lahan yang dulunya rawa-rawa yang mendangkal, sehingga jika hujan air pasti akan mengalir atau membanjiri kawasan tersebut,” ucap Nirwono kepada Kompas.com, Jumat (28/2/2020).

Ia juga mempertanyakan Pemerintah Kota Bekasi yang kerap memberi izin pembangunan permukiman tanpa melihat bagaimana dampak kedepannya.

Menurut dia, Pemkot Bekasi harus mengevaluasi tata ruangnya saat ini.

Sehingga bisa diketahui apa yang harus diperbaiki.

“Evaluasi tata ruang, baik kawasan permukiman, kawasan komersial, dan kawasan yang terdampak banjir,” kata dia.

Nirwono juga menyarankan Pemkot Bekasi mengevaluasi ketersediaan RTH yang saat ini masih 15 persen.

Sebab, seharusnya masing-masing kota memiliki target 30 persen pembangunan RTH.

“Lalu bagaiaman staretegi target 30 persen RTH dalam pembangunan 5 hingga 10 tahun ke depan,” kata dia.

Baca juga: Pemkot Perkuat Pompa hingga Polder untuk Tanggulangi Banjir di Dua Perumahan Bekasi

Selain itu, ia juga menyarankan agar ada rehabilitasi saluran air kota. Hal itu bisa didukung dengan penguatan pompa permanen yang dimiliki Bekasi saat ini.

“Bisa juga dengan membenahi bantaran kali, revitalisasi situ atau danau atau embung atau waduk,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com