Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Batu Nisan di Ciputat, Pemesannya Orang Biasa hingga Pejabat

Kompas.com - 06/03/2020, 09:38 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Bunyi mesin potong pada marmer terus berdesing di telinga ketika melintasi kawasan makam Wakaf Kedaung Jalan Aria Putra, Kedaung, Pamulang, Tangerang Selatan.

Bunyi tersebut berasal dari toko Surya Marmer, yang ada di depan makam.

Bangunan berukuran 4x6 meter itu merupakan tempat pembuatan batu nisan dengan berbagai ukuran, model dan ukirannya.

Di sisi kanan tempat tersebut, terlihat seorang pria yang sibuk mengecat batu nisan yang telah diukir nama mendiang.

Baca juga: Bisnis Kematian, Peti Jenazah untuk Mereka yang Kaya hingga Papa

Pria itu diketahui bernama Irfan (28), yang tak lain perajin batu nisan. Dia begitu teliti mengerjakan pesanannya.

Dia seolah acuh meski bising suara kendaraan di depan lapak usahanya terus terdengar di telinga.

Ditemui Kompas.com, Kamis (5/3/2020), Irfan mengaku bahwa hasil kreasi nisan buatannya menjadi prioritas utama untuk memuaskan para pemesannya.

"Iya ini yang mesan batu nisan kan orang-orang sini saja. Ada pesanan dari luar pejabat juga ada cuma ya beberapa aja," kata Irfan.

Dua bola mata Irfan terus menuju batu nisan dengan marmer hitam bercat kuning yang dikerjakannya.

Baca juga: Cerita Pedagang Peti Jenazah, Sering Dengar Bunyi Ketukan dari Dalam Peti

Seiring tangan kanan lalu lalang ke kaleng cat dan batu nisan, Irfan bercerita bahwa setiap hari ada saja pesanan yang datang.

"Ada aja yang pesan setiap hari. Karena kan bukan setiap hari orang ada yang meninggal, tapi juga ada yang mau merenovasi makam-makam yang sudah lama," ucapnya.

Irfan harus mengerjakan pesanan dengan cekatan, mengingat jangka waktu pembuatan yang memakan waktu dalam satu minggu.

Pembuatan batu nisan yang lama itu dikarenakan adanya ukiran ayat Al-Quran yang harus dibuat dengan teliti.

"Sudah gitu belum ada yang tulisannya kecil. Itu mengerjakan nggak sendiri ada dua orang," paparnya.

Baca juga: Bisnis Kematian, Rumah Duka Kini Tak Lagi Menyeramkan

Untuk harga batu nisan pun berbeda-beda mulai Rp 300.000 sampai dengan Rp 1 juta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com